Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Fakta Bambu Getah Getih: Telan Biaya Rp 550 Juta dan Asian Games

Seni instalasi Bambu Getah Getih dibangun untuk memeriahkan perhelatan Asian Games 2018, sekaligus memperingati HUT RI ke-73.

18 Juli 2019 | 11.58 WIB

Instalasi bambu Getah Getih hasil karya seniman Joko Avianto saat diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Kamis, 16 Agustus 2018. Instalasi Getah Getih terbuat dari ribuan bambu yang merupakan hasil dari petani Indonesia. Tempo/Amston Probel
material-symbols:fullscreenPerbesar
Instalasi bambu Getah Getih hasil karya seniman Joko Avianto saat diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Kamis, 16 Agustus 2018. Instalasi Getah Getih terbuat dari ribuan bambu yang merupakan hasil dari petani Indonesia. Tempo/Amston Probel

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Belum genap setahun sejak diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, seni instalasi Bambu Getah Getih di Bundaran HI dibongkar. Instalasi karya seniman Joko Avianto itu dirubuhkan oleh petugas Dinas Kehutanan DKI Jakarta pada Rabu malam, 17 Juli 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Iya, tadi malam dilakukan pembongkaran," ujar Kepala Dinas Kehutanan DKI, Suzi Marsita saat dihubungi Tempo, Kamis, 18 Juli 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni instalasi tersebut dibangun untuk memeriahkan perhelatan Asian Games 2018, sekaligus memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-73. Nama Getih Getah bermakna Merah Putih.

Saat peresmian pada 16 Agustus 2018, Anies menilai kehadiran instalasi bambu itu mengirimkan pesan bahwa masih ada sisi tradisional di tengah gedung-gedung yang mengelilingi Bundaran HI. Ia pun menyebut instalasi tersebut sebagai karya yang lembut, sederhana, tapi kompleks.

Selain itu, kata Anies, bambu mempunyai kelebihan dibanding material lain. Keunggulannya adalah material tersebut mudah didaur ulang. "Ya, keunggulan bambu adalah biodegradable. Sehingga otomatis didaur ulang alam," kata dia.

DKI pun menguncurkan dana hingga Rp 550 juta. Instalasi dibangun dengan menggunakan sekitar 1.600 batang bambu.

Menurut Joko Avianto, sang seniman, modul awal dari instalasi itu merupakan abstraksi dari tambang, dengan bentuk seperti kepala dan ekor itu, dari utara ke selatan, untuk menunjukkan arah orientasi. Arah itu, kata Joko, terinspirasi dari pasukan Majapahit yang datang dari laut ke daratan dengan mengibarkan bendera. "Mengibarkan bendera untuk membuat impact," ujarnya.

Joko pun sempat menjelaskan bahwa Bambu Getah Getih merupakan seni instalasi dan bukan monumental. Karena itu, kata dia, umurnya tidak panjang.

Setelah instalasi Bambu Getah Getih dibongkar, DKI akan memasang seni instalasi baru di Bundaran HI. "Tunggu instalasi yang barunya," kata Suzi. Namun ia enggan berkomentar lebih lanjut terkait konsep untuk instalasi yang baru tersebut. Adapun alasan pembongkaran itu karena instalasi tersebut sudah rapuh.

catatan redaksi: Tulisan ini telah diedit pada Kamis, 18 Juli 2019 pukul 13.37 WIB untuk menambahkan informasi seputar pembangunan Bambu Getah Getih.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Ā© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus