Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Kasus Bayi Calista, Ibu Stres, Anak pun Menjadi Korban

Meningalnya bayi Calista menambah panjang anak yang menjadi korban ibu yang stres.

26 Maret 2018 | 20.59 WIB

Ilustrasi pekerja perempuan stres. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi pekerja perempuan stres. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus penganiayaan anak di bawah umur oleh orang tua kandung terjadi lagi. Calista, bayi berusia 15 bulan diduga menjadi korban penganiayaan ibunya hingga meninggal dunia, Minggu, 25 Maret 2018 di RSUD Karawang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Diduga awal penganiayaan karena kondisi ibu bayi stres karena tekanan ekonomi, yang membuat melampiaskan kemarahan pada anak. Dalam kasus ini, Sinta, ibu kandung Calista, sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Humas RSUD Karawang, Ruhimin, mengungkapkan Calista meninggal dunia pada pukul 09.55 WIB karena kondisinya semakin memburuk. Saat tiba di rumah sakit, Calista hanya mengandalkan alat bantu pernapasan. Dua hari terakhir kondisinya terus mengalami penurunan. Detak jantungnya sudah tidak ada.

Stres dapat diakibatkan oleh masalah-masalah yang ringan hingga sangat berat. Kondisi stres pada orang tua dapat mempengaruhi tindakannya pada anak. Anak dapat merasa cemas karena depresi orang tua. Selain itu, dapat juga mempengaruhi hubungan buruk antara anak dan orang tua.   

Menjadi orang tua dapat menjadi tantangan dan tuntutannya terlalu berat bagi sebagian orang. Menurut Prevent Child Abuse North Carolina di Amerika Serikat, kebanyakan orang yang menyalahgunakan anak-anak adalah orang biasa yang menjadi kewalahan karena stres. 

Dilansir dari www.wral.com, penyalahgunaan obat-obatan, kurangnya pengetahuan perkembangan anak, orang tua tunggal, dan kemiskinan juga merupakan faktor yang sering menyebabkan orang menyalahgunakan anak-anak. 

Menurut penelitian organisasi Amerika Serikat Badan Perlindungan Anak (N.C. Child Fatality Task Force), orang tua tampaknya lebih stres akhir-akhir ini. Masalah lain adalah bahwa pelaku kekerasan anak sering dijatuhi hukuman hanya untuk masa percobaan.  

Ada sebuah penelitian yang sedang berlangsung di University of North Carolina di Chapel Hill, Amerika Serikat, untuk menjelaskan dengan lebih baik kepada para orang tua untuk medidik anak. Ketika anak menangis, bukan dimarahi saja tetapi dengan cara memberikan kebutuhan secara rohani maupun jasmani kepada anak. Dengan cara seperti ini, diharapkan orang tua menjadi berkurang stresnya.  

ANDRA PRABASARI

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Ā© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus