Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak wanita yang menganggap latihan beban atau latihan kekuatan hanya untuk pria. Latihan kekuatan akan membuat tubuh mereka terlihat maskulin, kekar, membuat mereka terlihat lebih besar seperti beberapa pria. Namun menurut dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Halodoc, Elyse, hal itu hanya mitos.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Faktanya, kalau kita perempuan mau berolahraga enggak bisa gampang banget naikin massa otot seperti laki-laki,” ujarnya dalam diskusi virtual HaloTalks, Jumat 8 April 2022. “Perempuan dan laki-laki mempunyai hormone berbeda, pada laki-laki ada hormone tertosteron yang bisa meningkatkan massa otot lebih cepat performanya, lebih ok daripada perempuan.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Elyse mengingatkan agar para wanita tidak takut melakukan latihan beban. Hal ini karena latihan beban dapat meningkatkan kekuatan otot dan ketahahan tubuh, sehingga memiliki otot dan tulang yang sehat.
“Latihan beban untuk menjaga kepadatan tulang kita, istilahnya menabung kesehatan, salah satunya dengan latihan beban. Ketika kita melakukan latihan beban kepadatan tulang tetap terjaga, nah itu tabungan kita di masa yang akan datang ketika kita lanjut usia,” tambah Elyse. “Jika otot lemah kita lebih gampang capek, enggak semangat nah itu fungsinya latiaha beban supaya ktia punya otot yang kuat dan ketahana yang lebih bagus saat melakukan aktivitas fisik.
Selain perempuan yang tidak boleh melakukan latihan beban, masih ada beberapa mitos seputar olahraga. Misalnya olahraga dengan baju tertutup dapat mempermudah penurunan berat badan. Padahal menurut Elyse, saat berlari tidak perlu dengan pakaian tertutup, karena dapat meningkatkan suhu tubuh.
Sementara saat berlari suhu tubuh sudah meningkat dan mengeluarkan keringat. Jika mengenakan pakaian tertutup keringat sulit keluar, suhu tubuh makin meningkat dampaknya bisa mengalami dehidrasi, pusing, lelah hingga heat stroke yang bisa menyebabkan kematian mendadak.
Mitos lainnya adalah tidak perlu makan sebelum olahraga. Elyse menambahkan sebelum olahraga kita justru memerlukan asupan energi supaya lebih maksimal. “Kalau enggak ada energi enggak maksimal performanya, tips saya pilih jenis makanan yang mengandung karbohidrat sebelum olahraga makan pisang, roti, satu jam kemudian baru mulai olahraga,” tandasnya.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.