Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
APRIL nanti lalu lintas di berbagai persimpangan di Jakarta akan
diatur loop detector. Alat yang kabarnya berharga sekitar Rp 7
juta buatan Philips ini sanggup menyalakan lampu hijau (dan
lampu merah serta kuning) sesuai dengan jumlah kendaraan dari
berbagai jurusan .
Di Indonesia alat ini masih merupakan hal baru. "Di Eropa sudah
digunakan sejak 1975," kata ir Jack Iskandarsyah, Kepala Urusan
Teknik Lalu-lintas DLLAJR DKI Jakarta Raya. Namun ia masih
termasuk kelompok komputer juga. Adapun komputer sendiri sudah
dipergunakan bagi lalu lintas di Jakarta sejak dua tahun lalu.
Komputer pengendali lalu-lintas yang pertama ini dipasang di
lantai 18 Gedung Balaikota. Baru 48 dari 148 lampu persimpangan
di Jakarta digerakkan oleh komputer tersebut.
Loop detector sedikit lain. Kotak pengendali data ditanam di
bawah aspal sekitar persimpangan jalan yang bersangkutan. 3adi
namanya komputer lokal. Kelemahannya, tak ada koordinasi dengan
alat serupa di persimpangan sekitarnya.
Pemasangan komputer lokal akan dilakukan di 11 persimpangan.
Antara lain persimpangan Jalan Gatot Subroto dengan jalan keluar
masuk kompleks DPR/MPR di Senayan. Di sini pengendara kendaraan
acap kali merasa jengkel sebab sementara lampu lintas untuknya
merah, lampu hijau ke arah Gedung DPR/MPR sia-sia sebab dari
sana tidak ada kendaraan.
Paling Ideal
Komputer lalu lintas di Gedung Balaikota selama ini, seperti
halnya alat pengendali lampu lalu lintas biasa, bekerja
berdasarkan program. Tak urung alat ini terganggu manakala ada
kendaraan mogok atau menyeleweng dari jalur semestinya. Soal
listrik mati bisa juga mengganggu. Tapi itu dulu. Sekarang tidak
lagi. Sebab setidaknya di sebagian dari 48 lampu lintas yang
dijangkau komputer -- antara lain di Jalan Menteng Raya sekitar
patung Pak Tani -- sudah dilengkapi bateri otomatis yang bisa
berfungsi selama 5 jam. Komputer ini dianggap paling ideal,
karena akan terjaga kordinasi antara persimpangan-persimpangan
yang dikehendakinya.
Dengan loop detector, pengaturan lalu lintas diharapkan akan
lebih lancar lagi. Sebab alat ini mendeteksi kendaraan di situ
dan memecahkannya di situ juga. Entah kalau di mulut-mulut
persimpangan jalan yang bersangkutan ada juga kendaraan yang
mogok. Tapi yang pasti alat ini terhitung lebih murah dibanding
jika seluruh persimpangan jalan harus dikendalikan oleh komputer
di lantai 18 gedung DKI itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo