Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Penyebab Gedung Parkir Dibuat Non Permanen di Pemugaran Sarinah

Rekomendasi buat transfromasi Sarinah disebut sebagai bukti upaya pelestarian dengan pembangunan kota bisa saling melengkapi, tanpa menghambat.

11 September 2021 | 15.51 WIB

Gedung pusat perbelanjaan Sarinah saat direnovasi di Jakarta, Rabu, 4 November 2020. Renovasi tersebut rencananya akan diarahkan menjadi pusat usaha kecil mikro menengah (UMKM) produk lokal dengan target pasar internasional. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Perbesar
Gedung pusat perbelanjaan Sarinah saat direnovasi di Jakarta, Rabu, 4 November 2020. Renovasi tersebut rencananya akan diarahkan menjadi pusat usaha kecil mikro menengah (UMKM) produk lokal dengan target pasar internasional. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta telah memberikan rekomendasi pemugaran dalam kegiatan transformasi Gedung Sarinah.

Rekomendasi ini diklaim sebagai bukti bahwa upaya pelestarian dengan pembangunan kota bisa saling melengkapi, tanpa menghambat satu sama lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Di dalam Sarinah nanti, masyarakat akan menikmatinya bukan hanya sekedar belanja, tapi juga unsur kepariwisataan, sejarah serta kekayaan budaya Nusantara,” kata Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana dalam keterangan tertulis, Jumat, 10 September 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iwan mengatatakn Dinas meminta pertimbangan dari Tim Sidang Pemugaran yang beranggotakan ahli pelestarian dari berbagai disiplin ilmu dalam pembuatan rekomendasi pemugaran. Dalam transformasinya, PT Sarinah berencana melakukan pembangunan gedung parkir non permanen.

Gedung parkir tersebut akan diletakkan di posisi timur Gedung Sarinah. Adapun tujuan rencana ini supaya tidak menghalangi eksposur Gedung Sarinah dari Jalan M.H. Thamrin, Jalan Wahid Hasyim, dan Jalan Sunda.

"Gedung parkir akan terdiri dari 4 lantai dengan desain yang mempertimbangkan ruang hijau untuk merespons Kawasan Cagar Budaya Menteng, sehingga visual tidak terhalang, dan juga tetap menjaga kualitas penghijauan."

Sarinah sendiri merupakan bangunan tinggi atau bangunan pencakar langit pertama di Jakarta, serta bangunan campuran modern yang terdiri dari 1 lantai basement dan 14 lantai. Bangunan ini disebut memiliki arsitektur gaya internasional dengan ciri utama terdapat menara yang berada di bagian belakang plaza.

Gedung Sarinah dibangun bersamaan dengan proyek besar lainnya seperti Lapangan Medan Merdeka, Monumen Nasional, Jalan M.H. Thamrin. Pembangunan proyek besar ini digagas oleh Presiden pertama Indonedia, Soekarno.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus