Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

'Prank Corona' dari Pejaten

Hasil tes usap yang digelar Badan Intelijen Negara diduga tak akurat. Tak semua hasil pengujian itu dilaporkan ke Satuan Tugas Penanganan Covid-19 ataupun Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan. Ketidakakuratan itu disebut bisa mempercepat penularan virus.

26 September 2020 | 00.00 WIB

Petugas menggunakan helm pendeteksi suhu tubuh, saat BIN mengadakan rapid test massal di CIbinong, Bogor, Jawa Barat, Juni 2020. ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Perbesar
Petugas menggunakan helm pendeteksi suhu tubuh, saat BIN mengadakan rapid test massal di CIbinong, Bogor, Jawa Barat, Juni 2020. ANTARA/Yulius Satria Wijaya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Hasil swab test BIN terhadap 16 pegawai Lembaga Administrasi Negara diduga tak akurat.

  • Sejumlah pegawai swasta pun mendapat hasil positif palsu berdasarkan pemeriksaan Badan Intelijen Negara.

  • Indonesia belum bisa memenuhi standar pemeriksaan WHO.

MENERIMA hasil swab test pada Selasa sore, 21 Juli lalu, Adi Suryanto kaget bukan kepalang. Tak mengalami gejala apa pun, Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) itu dinyatakan positif terpapar virus corona.

Adi menjalani tes usap pada pagi harinya melalui fasilitas mobil polymerase chain reaction atau PCR milik Badan Intelijen Negara yang datang ke kantornya. Tes itu dilakukan setelah satu pegawai LAN meninggal karena terinfeksi Coronavirus Disease 2019 alias Covid-19. “Kami enggak punya anggaran, jadi minta bantuan BIN,” kata Adi kepada Tempo pada Kamis, 24 September lalu. Dari 53 personel LAN yang diperiksa, sebanyak 16 orang dinyatakan positif.

Buru-buru Adi mengabarkan status positif itu kepada Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar. Sebab, setelah menjalani uji usap, Adi mengikuti rapat di Istana Wakil Presiden untuk membahas persoalan reformasi birokrasi di kantor itu. Pertemuan yang dipimpin Wakil Presiden Ma’ruf Amin itu dihadiri juga oleh Mohamad Oemar; anggota staf khusus Wakil Presiden, Masduki Baidlowi; dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Bima Haria Wibisana. Adi ikut rapat itu karena sebelumnya menjalani uji cepat dan hasilnya nonreaktif.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Hussein Abri

Bergabung dengan Tempo sejak April 2014, lulusan Universitas Pasundan, Bandung, ini banyak meliput isu politik dan keamanan. Reportasenya ke kamp pengungsian dan tahanan ISIS di Irak dan Suriah pada 2019 dimuat sebagai laporan utama majalah Tempo bertajuk Para Pengejar Mimpi ISIS.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus