Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah melewati proses lebih dari dua tahun, kemarin, 17 Juni 2015, Kementerian Perdagangan akhirnya mengadakan pertemuan dengan para praktisi industri e-commerce dalam rangka uji publik terhadap rancangan peraturan pemerintah (RPP) mengenai perdagangan elektronik.
Menanggapi hal itu, Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) menyatakan kekecewaannya terhadap Kementerian Perdagangan yang dinilai tidak kooperatif dan transparan dalam penyusunan rancangan tersebut. Selama dua tahun wacana rancangan itu bergulir, tidak sekali pun Asosiasi diberikan akses terhadap materi draf ataupun diinformasikan mengenai status dari dokumen tersebut, kendati permintaan secara formal maupun informal sudah disampaikan dalam berbagai kesempatan.
“Kami sangat menyayangkan tindakan dari Kementerian Perdagangan ini. Asosiasi pada dasarnya selalu mendukung rencana pemerintah untuk meregulasi industri ini. Akan tetapi, regulasi tersebut harus dibuat dengan melibatkan para pelaku industri agar mengedepankan para pemain lokal dan kepentingan konsumen di Indonesia," kata Daniel Tumiwa selaku Ketua Umum idEA dalam rilis yang diterima Tempo, Kamis, 18 Juni 2015.
"Suatu regulasi bisa membuat industri meledak atau sebaliknya mati. Kami berharap akan terjadi titik cerah dalam beberapa hari ke depan,” ujarnya.
Kekhawatiran senada juga disampaikan William Tanuwijaya, Ketua Dewan Pengawas idEA. “Dalam membangun perusahaan berbasis Internet, sejak hari pertama kami harus menghadapi persaingan global. Untuk itu kami memerlukan dukungan pemerintah dalam menciptakan equal playing field bagi para pemain lokal, bukan regulasi berlebihan yang justru bisa membunuh industri," tuturnya.
Menurut CEO Tokopedia ini, pada akhirnya konsumen dapat memilih untuk menggunakan platform lain dari belahan dunia mana pun, yang belum tentu harus tunduk terhadap regulasi negara.
Daniel dan William menilai peran regulasi sangat besar dalam menentukan masa depan industri suatu negara. Regulasi yang tidak kondusif dapat berisiko menghambat pertumbuhan atau bahkan mematikan industri e-commerce nasional yang saat ini masih dalam tahap perkembangan awal.
ERWIN Z.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini