Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

Penjualan Printer 3D Melonjak 68 Persen

Printer 3D bukan lagi digunakan oleh perusahaan, kini mulai dilirik konsumen perorangan.

4 April 2015 | 03.15 WIB

Model menunjukkan sepasang sendal highheels dan gaun hitam yang dibaut dari mesin printer 3D. Kemajuan teknologi terbaru ini dapat membuat berbagai barang unik yang tidak terbayangkan sebelumnya. ABCnews.com
Perbesar
Model menunjukkan sepasang sendal highheels dan gaun hitam yang dibaut dari mesin printer 3D. Kemajuan teknologi terbaru ini dapat membuat berbagai barang unik yang tidak terbayangkan sebelumnya. ABCnews.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, New York - Pencetakan tiga dimensi atau 3D printing rupanya kini menjadi bisnis yang menjanjikan. Lewat 3D printing, perusahaan bisa membuat prototipe sebelum memproduksi barang secara massal. Tidak heran, teknologi ini semakin digemari.

Laporan lembaga Canalys menyebutkan, total pengapalan printer 3D melonjak 68 persen pada 2014. Sehingga, total penjualannya di seluruh dunia menjadi 133 ribu unit. Merek yang selama ini dikenal, antara lain MakerBot, Projet, dan Objet.

“Tingginya pertumbuhan membuktikan adanya revolusi pada industri dan manufaktur,” demikian ditulis situs Venture Beat, Kamis, 3 April 2015.

Pertumbuhan tersebut diperkirakan bakal terus terjadi hingga beberapa tahun ke depan. 3D printing bukan lagi hanya digunakan oleh desainer produk, perguruan tinggi, atau perusahaan. Teknologi ini pun mulai diminati oleh konsumen perorangan.

“Sebagian orang bahkan menjadikan mesin cetak 3D sebagai hadiah, tentu ini mendorong pertumbuhan pasar,” kata analis Canalys, Joe Kempton. Dia melanjutkan, sebagian produsen pun mulai menjual printer 3D dengan harga yang lebih terjangkau.

3D printing sebelumnya identik dengan industri arsitektur, khususnya dalam pembuatan maket bangunan. Teknologi ini kemudian berkembang di industri film. Sebagai contoh, kostum jagoan di film Ironman dirancang dan diproduksi menggunakan 3D printing.

Selain membuat kostum, 3D printing juga dimanfaatkan para sineas dalam menciptakan efek visual. “Ini lebih efisien dan tidak perlu melalui proses penyuntingan yang melelahkan,” tulis situs 3D Print.

Pihak yang juga diuntungkan berkat kehadiran teknologi ini adalah pegiat fashion. 3D printing memungkinkan pakaian dirancang dengan sangat tepat dan sesuai dengan ukuran tubuh pemakainya. Sedangkan di bidang kesehatan, 3D printing dimanfaatkan untuk pencetakan prototipe organ tubuh, antara lain gigi, trakea, dan tulang.

VENTURE BEAT | 3D PRINT | SATWIKA MOVEMENTI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Satwika Gemala Movementi

Satwika Gemala Movementi

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus