Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KEBIASAAN itu tak lekang walau setahun telah berlalu. Dengan ringan kaki Ibnu Sina menyambangi sejumlah kafe dan restoran siap saji di sudut-sudut Jakarta. Bisa di akhir pekan atau hari kerja. Yang penting, telepon selulernya jangan sampai tertinggal. Sebab, di situlah jiwanya. Dengan menunjukkan sepotong pesan pendek, ia bisa makan gratis hingga separuh harga.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo