Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

4 Alasan Bandara Internasional Yogyakarta Tak Akan Bernasib Sama dengan Kertajati

PT Angkasa Pura I (Persero) memastikan Bandara Internasional Yogyakarta alias BIY tak akan berujung sepi pergerakan pengunjung.

29 April 2019 | 16.54 WIB

Bandara New Yogyakarta International Airport atau NYIA di Kulon Progo, Yogyakarta. Sumber: Angkasa Pura I
Perbesar
Bandara New Yogyakarta International Airport atau NYIA di Kulon Progo, Yogyakarta. Sumber: Angkasa Pura I

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - PT Angkasa Pura I (Persero) memastikan Bandara Internasional Yogyakarta alias BIY tak akan berujung sepi pergerakan pengunjung. Pernyataan ini menindaklajuti keresahan sejumlah pihak yang mengkhawatirkan kondisi BIY akan senasib dengan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.

Baca juga: Penerbangan ke Bandara Adisutjipto Akan Dialihkan ke Bandara NYIA

Corporate Secretary Angkasa Pura I Handy Heryudhitiawan mengatakan ada empat hal yang melatarbelakangi BIY bakal menjadi bandara dengan frekuensi dan pergerakan tinggi. "Pertama, kami melihat bahwa permintaan maskapai terbang ke Yogjakarta atau Jawa Tengah bagian selatan cukup tinggi," ujar Handy dalam pesan pendek kepada Tempo, Senin, 29 April 2019.

Handy mengatakan, beberapa maskapai sebelumnya telah mengajukan jadwal penerbangan ke Bandara Internasional Adisutjipto. Meski tak merinci maskapai apa saja yang telah mengajukan permohonan jadwal, Handy menyiratkan slot yang disediakan sudah tak cukup menampung penambahan frekuensi.

Menurut Handy, kapasitas penerbangan di Bandara Adisutjipto terbatas. Dengan adanya bandara anyar di Kulonprogo, ia memungkinkan sejumlah permintaan maskapai akan dialihkan.

"Pemenuhan slot dapat kami buka. Hanya ke depannya perlu kami kord dengan maskapai mana rute yang paling pas untuk dilayani," ucapnya.

Alasan kedua, BIY memiliki panjang landasan mencapai 3.250 meter dengan daya dukung Pavement Classification Number atau PCN 107. Dengan demikian, bandara digadang-gadang mampu menampung pesawat besar, seperti Airbus 380 dan Boeing 777.

Handy mengatakan, data dukung sisi aero itu dapat membuka peluang bagi BIY untuk didarari pesawat rute internasional dari Eropa atau Amerika Serikat. Adapun kondisi ini memungkinkan pergerakan wisatawan asing ke Yogyakarta semakin leluasa.

"Ketiga, Bandara BIY akan menjadi bandara komersial utama di Yogyakarta, menggantikan Adisutjipto," tuturnya.

Sementara itu, alasan keempat, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya telah berkomitmen mendukungpengembangan bandara BIY dari sisi non-aero.

Selain mengembangkan kantong pariwisata, pemda akan membangun akses jalan tol ke Kulon Progo. Jalan anyar arteri ke Borobudur pun bakal dibangun dalam waktu dekat.

Baca berita Bandara lainnya di Tempo.co

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus