Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
JAKARTA – Industri perbankan nasional berupaya membalikkan keadaan di waktu tersisa tahun ini. Sejumlah bank melewati paruh pertama 2020 dengan penurunan laba yang signifikan akibat pandemi Covid-19.
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Royke Tumilaar mengatakan tekanan pada indikator profitabilitas mengharuskan perseroan untuk bertindak lebih ekspansif, tapi tetap berlandaskan pada asas kehati-hatian. “Fokus kami saat ini mendorong pertumbuhan dengan penyaluran kredit yang selektif, sembari terus melakukan restrukturisasi kredit debitor yang terkena dampak pandemi,” ujar dia, kemarin.
Laba bersih konsolidasi Bank Mandiri melorot 23,95 persen pada semester 1 2020 menjadi Rp 10,29 triliun, dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 13,53 triliun. Di tengah pelemahan ekonomi yang terjadi, bank dihadapkan pada anjloknya permintaan kredit hingga masifnya permintaan keringanan pembayaran cicilan pokok dan bunga pinjaman.
Biaya pengoperasian Bank Mandiri tercatat membengkak dari Rp 18,37 triliun menjadi Rp 19,18 triliun. Di sisi lain, laba yang diperoleh harus disisihkan untuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebagai antisipasi peningkatan rasio kredit macet (NPL).
Hingga Juni lalu, tingkat NPL memburuk ke posisi 3,28 persen, dari sebelumnya 2,59 persen. Tak pelak, alokasi pencadangan pun ditambah dari Rp 6,21 triliun menjadi Rp 10,29 triliun. “Untuk mengantisipasi potensi ketidakpastian ekonomi ke depan, kami membangun pencadangan untuk memastikan kualitas aset tetap terjaga,” kata Royke.
Tak hanya pendapatan yang bersumber dari kinerja intermediasi, Bank Mandiri juga membidik optimalisasi pendapatan berbasis komisi (fee based income). Direktur Information and Technology Bank Mandiri, Rico Usthavia Frans, mengatakan transformasi digital menjadi strategi andalan, memanfaatkan perubahan perilaku konsumen yang kian bergantung pada aktivitas transaksi daring.
“Kami akan memperkuat pondasi infrastruktur digital, menyajikan layanan digital secara end to end, melakukan modernisasi channel, hingga memperluas ekosistem digital, seperti bersiap melakukan open banking bekerja sama dengan fintech serta e-commerce,” ujar dia.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo