Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Bos Holding Farmasi Yakin Bisa Rebut 10 Persen Pangsa Pasar Obat

Dengan adanya Holding Farmasi, maka pabrik untuk produksi pun dikonsolidasi sehingga kini ada total 13 pabrik.

5 Februari 2020 | 18.31 WIB

Konferensi pers pengenalan Holding Farmasi BUMN yang baru terdiri dari (ki-ka) Dirut Indofarma Arief Pramuhanto, Dirut Bio Farma Honesti Basyir, Dirut Kimia Farma Verdi Budidarmo di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu, 5 Februari 2020. TEMPO/EKO WAHYUDI
Perbesar
Konferensi pers pengenalan Holding Farmasi BUMN yang baru terdiri dari (ki-ka) Dirut Indofarma Arief Pramuhanto, Dirut Bio Farma Honesti Basyir, Dirut Kimia Farma Verdi Budidarmo di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu, 5 Februari 2020. TEMPO/EKO WAHYUDI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Biofarma (Persero) Honesti Basyir yakin Holding Farmasi akan mampu merebut pangsa pasar obat-obatan dan alat kesehatan di dalam negeri. "Intinya target kita pada 2020 adalah merebut market share 7,5 -10 persen," kata di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu, 4 Februari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Honesti mengatakan, dari 200 pemain di sektor farmasi, hingga saat ini belum ada perusahaan yang bisa menguasai 10 persen pangsa pasar farmasi di dalam negeri. Padahal potensi pasar di Indonesia masih sangat luas dengan 250 juta penduduk.

"Kalau misalkan kekuatan dijadikan satu dan akan berjalan dengan harmonis maka akan kekuatan baru yang akan memperanguhi  barometer terkait industri farmasi Nasional," ujar Honesti.

Seperti diketahui, Kementerian BUMN telah meresmikan berdirinya Holding Farmasi yang terdiri atas Biofarma sebagai induk holding, bersama PT Kimia Farma Tbk, dan PT Indonesia Farma (Indofarma) Tbk. 

Lebih jauh Honesti mengungkapkan tergabungnya menjadi Holding Farmasi maka pabrik untuk produksi pun dikonsolidasi sehingga kini ada total 13 pabrik. Sehingga dengan dukungan pabrik tersebut, ia yakin bisa memenuhi kebutuhan obat-obatan serta kesehatan dalam negeri.

"Jika semua kita sinerlgikan semua dengan adanya holding farmasi, tidak hanya memenuhi kebutuhan farmasi dalam negeri tapi juga kita punya value untuk melakukan ekspor," kata Honesti.

Sebelumnya, Staf Khusus Bidang Komunikasi Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengharapkan dengan terbentuknya sub holding farmasi bisa menekan impor Indonesia terhadap bahan baku obat dan obat-obatan yang berasal dari Cina serta India.

"Nah diharapkan nanti dengan sub holding ini, maka terbangunlah kemandirian obat dan alat kesehatan yang selama ini masih 90 persen sampai 94 persen itu masih impor. Sementara Indonesia itu adalah sumber keberagaman untuk keragaman hayati, harusnya kita mengendalikan ini untuk mengurangi impor," ucapnya.

Guna memperkuat peran Holding BUMN di bidang farmasi tersebut, pemerintah akan membentuk kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia. "Nanti kita juga akan melakukan kerja sama dengan Perguruan Tinggi, ada 3202 perguruan tinggi di Indonesia dan 85 Fakultas Kedokteran, jadi kita bekerjasama dengan mereka untuk mengurangi ini (impor)," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus