Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Cerita Yandi, Pelaku UMKM Mewariskan Peninggalan Leluhur Lewat Batik

Pelaku usaha UMKM batik khas Banten, alami penurunan omzet selama pandemi

29 Juni 2023 | 11.47 WIB

Karyawan batik khas Serang, Pusakaing berdiri di antara kain batik yang selesai dicap (dok.istimewa)
Perbesar
Karyawan batik khas Serang, Pusakaing berdiri di antara kain batik yang selesai dicap (dok.istimewa)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Seratus potong kain batik rampung dikerjakan Yandi Haryandi bersama beberapa karyawannya dalam kurun dua pekan. Pesanan itu menurut Yandi datang dari Pemerintah Daerah Kota Serang, Banten untuk kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia 2023 di Kota Makassar pada pertengahan Juli mendatang. "Produk kami memang banyak dipesan dari kantor-kantor dinas pemerintahan daerah," tutur Yandi kepada Tempo pada Rabu, 14 Juni 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Yandi adalah pemilik unit usaha batik khas Banten bernama Pusakaing. Unit usahanya ini juga terdaftar sebagai salah satu pelaku usaha binaan Bank Rakyat Indonesia. Walau menurut Yandi, hingga saat ini ia belum mendapatkan program binaan setelah diajak bergabung oleh salah satu rekannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pesanan dari Sekretariat Daerah Kota Serang itu menurut pria 48 tahun itu laksana oksigen bagi usahanya yang masih kembang kempis terdampak pandemi. Sebelum pagebluk Covid-19, Yandi dengan tujuh karyawannya bisa memproduksi kain batik ratusan potong bahkan pernah mencapai angka seribu potong. Saat pandemi datang, pesanan melorot drastis.

Padahal masa-masa sebelum pandemi bisnisnya sedang alami peningkatan cukup drastis. "Kemarin itu lagi bagus-bagusnya, langsung drop pas pandemi," tutur Yandi. Ia mengenang, beberapa kali saat produknya dibawa ke sejumlah bazar, Yandi bisa mengantongi omzet Rp 30-40 juta untuk satu event. "Kalau sekarang paling dapat Rp 2 juta karena daya beli masyarakatnya berkurang."

Iis Lisnawati, Kepala Sub Bagian Administrasi Pemerintahan Sekretariat Daerah Kota Serang, menyebut seratus kain batik yang ia pesan dari Pusakaing, bakal dipakai sebagai seragam peserta Rakernas Apeksi. Beberapa kain lagi menurutnya disiapkan juga sebagai cinderamata yang dipesan beberapa koleganya di Makassar. "Sebelumnya ada beberapa kawan di Makassar yang minta dibawakan batik khas dari Serang," tutur Iis saat dihubungi pada Rabu, 28 Juni. "Mereka tertarik dengan motif batiknya," tambah Iis.

Iis melihat produk batik yang dibuat Pusakaing punya potensi besar untuk terus berkembang dan menarik perhatian pasar. "Mereka punya kualitas produk yang bagus, bahannya bagus, motifnya banyak."

Selain memproduksi kain batik, Yandi memang senang mengeksplorasi berbagai motif baru untuk ia tuangkan di atas kain. Sejumlah benda peninggalan leluhur Serang, Banten jadi inspirasi karyanya. Yandi juga tak segan untuk memperkenalkan batik khas ke sekolah-sekolah yang ada di Serang. Workshopnya yang berada di di Jl. Grand Serang Asri Resident, Cipocok Jaya, Kota Serang-Banten juga sering dikunjungi sejumlah pihak yang ingin belajar tentang batik Serang itu. "Karena lewat batik inilah saya juga bisa memperkenalkan warisan budaya dan peninggalan nenek moyang ke masyarakat dan generasi muda," kata Yandi.

Di acara Apeksi nanti batik khas Banten akan turut dibawa untuk dipamerkan sebagai produk unggulan Kota Serang. "Kami akan perkenalkan seluruh produk UMKM yang ada di Kota Serang," tutur Yayan Kosasih, Kepala Bidang Perdagangan Dinkopukmperindag Kota Serang. Selain batik, produk UMKM yang akan dibawa di antaranya sate bandeng, anyaman, dan aneka makanan. "Fashion juga kita bawa, dengan harapan seluruh produk UMKM dibawa walaupun hanya contoh saja," tambah Yayan.

Aisha Shaidra

Bergabung di Tempo sejak April 2013. Menulis gaya hidup dan tokoh untuk Koran Tempo dan Tempo.co. Kini, meliput isu ekonomi dan bisnis di majalah Tempo. Bagian dari tim penulis liputan “Jalan Pedang Dai Kampung” yang meraih penghargaan Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2020. Lulusan Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus