Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Dugaan Kebocoran Data, BPJS Kesehatan: Yang Namanya Copet, Memang Pintar

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan sejumlah sistem keamanan telah diterapkan oleh lembaganya selama ini.

26 Mei 2021 | 13.56 WIB

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti saat akan mengikuti Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IX di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 25 Mei 2021. Adapun data pribadi 279 penduduk Indonesia di BPJS Kesehatan diduga telah bocor dan diperjualbelikan secara online di situs raidsforum.com. TEMPO/Muhammad Hidayat
Perbesar
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti saat akan mengikuti Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IX di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 25 Mei 2021. Adapun data pribadi 279 penduduk Indonesia di BPJS Kesehatan diduga telah bocor dan diperjualbelikan secara online di situs raidsforum.com. TEMPO/Muhammad Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan sejumlah sistem keamanan telah diterapkan oleh lembaganya selama ini. Kendati demikian, Ali mengatakan aksi peretasan oleh para hacker tetap bisa terjadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Ini yang namanya copet ya, copetnya memang pintarlah!" kata Ali dalam rapat bersama Komisi Kesehatan DPR di Gedung DPR, Jakarta, Selasa, 25 Mei 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya, kasus kebocoran ini pertama kali mencuat pada Kamis, 20 Mei 2021. Data penduduk yang bocor diduga berasal dari BPJS Kesehatan. Data-data tersebut telah diperjualbelikan oleh akun bernama Kotz di Raid Forums, raidforums.com.

Ali mengatakan bahwa para hacker di dunia maya memiliki forum tersendiri. Di dalamnya, mereka saling bertukar penetahuan, pengalaman, sampai bertukar dan jual beli data. "Bisa daftar jadi peserta, dan makin pinter," kata Ali.

Sehingga situasi yang terjadi, kata dia, terjadi "balapan" antara pengembang sistem dan hacker yang menjebol sistem. "Jadi itu mana yang lebih pandai saja," kata dia.

itu sebabnya, kata Ali, BPJS tidak pernah menyatakan bahwa sistem keamanan mereka yang berlapis tidak akan mungkin dijebol hacker. "Tapi kan perlu pembuktian (apakah ada pembobolan atau tidak)," ujarnya.

Ali mengakui sebagian data yang diperjualbelikan di internet mirip dengan yang mereka punya. Tapi BPJS belum bisa memastikan apakah kebocoran tersebut memang berasal dari mereka atau bukan, karena penelusuran digital forensic masih berjalan.

Proses penelusurun ini, kata BPJS Kesehatan, sangat kompleks karena melibatkan data dalam jumlah yang besar. "Jadi perlu waktu," kata dia.

FAJAR PEBRIANTO

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus