Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Faisal Basri Serukan Pemakzulan Jokowi: Politisasi Bansos Penyelewengan APBN

Ekonom senior Faisal Basri menyebut politisasi Bansos adalah penyelewengan dana APBN. Presiden Jokowi bisa dimakzulkan.

5 Februari 2024 | 16.21 WIB

Faisal Basri Serukan Pemakzulan Jokowi: Politisasi Bansos Penyelewengan APBN
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Ekonom senior Universitas Indonesia sekaligus pendiri Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri merespons soal dugaan politisasi bantuan sosial atau Bansos yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Ia menilai hal tersebut telah melanggar hukum karena telah menyalahgunakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Faisal Basri merujuk pada ucapan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) yang mengklaim bahwa Bansos berasal dari Jokowi. Menurut Faisal Basri, Ketua Umum PAN itu telah melakukan kebohongan publik karena Bansos merupakan instrumen negara yang dibiayai oleh APBN. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Itu jelas-jelas menyalahgunakan APBN. Jokowi harus dimakzulkan besok, jangan nunggu Oktober. Nyata-nyata sudah melakukan kriminal, melanggar Undang-undang, melakukan kejahatan," kata Faisal dalam diskusi bersama Indef di Jakarta pada Senin, 5 Februari 2024. 

Adapun Zulhas merupakan merupakan bagian dari tim pemenangan pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Gibran adalah anak sulung Presiden Jokowi. Zulhas saat kampanye di Kendal, Jawa Tengah pada Selasa, 26 Desember 2023 menyebut bahwa Bansos berasal dari Jokowi. 

Lebih lanjut, Faisal Basri juga menyoroti soal kenaikan dana Bansos tahun ini yang melebihi anggaran pada saat pandemi Covid-19 lalu. Melansir dari Informasi APBN 2024 Kementerian Keuangan, anggaran perlindungan sosial sebesar Rp 496,8 triliun. Jumlah ini tercatat naik 13,1 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya, yakni Rp 439,1 triliun.

Sedangkan anggaran Bansos di puncak pandemi Covid-19 pada 2021 saja hanya berada di angka Rp 468,2 triliun dan di 2020 yang sebesar Rp 498,0 triliun. Lalu pada 2022 perintah hanya menggelontorkan dana sebesar Rp 460,6 miliar untuk perlindungan sosial.

Dengan demikian, terlihat dana Bansos 2024 hanya sedikit di bawah anggaran 2020 saat puncak pandemi Covid-19 dengan selisih Rp 1,2 triliun. Namun jauh lebih tinggi daripada 2021, 2022, dan 2023, dengan selisih melebihi Rp 28 triliun. 

Faisal Basri menilai meningkatkan anggaran Bansos telah menunjukkan kegagalan Jokowi dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia. "Jokowi gagal. Terbukti bahwa orang yang rentan hidupnya itu tidak turun, tercermin dari Bansos yang naik terus," ucapnya. 

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan tiga peserta Pilpres 2024, yakni pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.

Masa kampanye Pemilu 2024 berlangsung mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024. Setelah masa kampanye, ada masa tenang pada 11-13 Februari. Kemudian, jadwal pemungutan suara berlangsung serentak pada 14 Februari 2024. 




Riani Sanusi Putri

Lulusan Antropologi Sosial Universitas Indonesia. Menekuni isu-isu pangan, industri, lingkungan, dan energi di desk ekonomi bisnis Tempo. Menjadi fellow Pulitzer Center Reinforest Journalism Fund Southeast Asia sejak 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus