Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Bagi-bagi susu lewat program makan bergizi gratis presiden terpilih Prabowo Subianto berisiko bertumpu pada impor bahan baku. Sebab, kapasitas peternak sapi perah lokal belum mumpuni.
Susu segar dari peternakan di dalam negeri cuma bisa menutupi 20 persen kebutuhan bahan baku sepanjang 2023. Saat itu kapasitas produksi industri pengolahan susu mencapai 4,64 juta ton.
Ketua Dewan Pakar PPSKI Rochadi Tawaf mengatakan program bagi-bagi susu gratis ini merupakan momentum untuk menghidupkan lagi peternakan sapi perah.
BAGI-bagi susu lewat program makan bergizi gratis presiden terpilih Prabowo Subianto berisiko bertumpu pada impor bahan baku. Sebab, kapasitas peternak sapi perah lokal belum mumpuni.
Minimnya bahan baku di dalam negeri tampak dari data Kementerian Perindustrian. Pada 24 Mei 2024, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Andika menyatakan susu segar dari peternakan di dalam negeri cuma bisa menutupi 20 persen kebutuhan bahan baku sepanjang 2023. Saat itu kapasitas produksi industri pengolahan susu mencapai 4,64 juta ton.Â
Putu mencatat, produksi susu segar di dalam negeri hanya tumbuh rata-rata 1 persen dalam enam tahun terakhir. "Sehingga tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan kebutuhan bahan baku industri pengolahan susu yang tumbuh rata-rata 5,3 persen," ujarnya.
Akar masalahnya adalah populasi sapi perah yang rendah. Kementerian Perindustrian mencatat jumlahnya hanya 592 ribu ekor sapi perah pada 2023. Produktivitasnya pun rendah, hanya 8-12 liter per ekor per hari. "Pengembangan produksi susu segar juga dihadapkan pada terbatasnya lahan untuk kandang dan pakan hijauan," katanya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Cicilia Ocha berkontribusi dala penulisan artikel ini