Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Jokowi Targetkan Investasi 2023 Capai Rp 1.900 Triliun

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyetujui target investasi antara Rp 1.800 sampai Rp 1.900 triliun pada 2023.

16 Februari 2022 | 20.04 WIB

Presiden Joko Widodo meresmikan pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2022 di Jakarta, Senin, 3 Januari 2022. Pada tahun ini, investor diperkirakan masih menikmati cuan investasi di pasar saham pada 2022. ANTARA FOTO/BPMI-Muchlis Jr
Perbesar
Presiden Joko Widodo meresmikan pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2022 di Jakarta, Senin, 3 Januari 2022. Pada tahun ini, investor diperkirakan masih menikmati cuan investasi di pasar saham pada 2022. ANTARA FOTO/BPMI-Muchlis Jr

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyetujui target investasi di rentang Rp 1.800 sampai Rp 1.900 triliun pada 2023. Angka ini naik dibandingkan target tahun 2022 yang sebesar Rp 1.200 triliun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Tentu peningkatan daya saing dan juga OSS (Online Single Submission) menjadi penting," kata Airlangga dalam konferensi pers usai sidang kabinet, Rabu, 16 Februari 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Terakhir, realisasi investasi 2021 diumumkan sebesar Rp 901,2 triliun. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyebut angka ini sudah melebihi target Rp 900 triliun yang diberikan Jokowi maupun target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang sebesar Rp 858,5 triliun.

Target investasi hingga Rp 1.900 triliun ini dipatok karena pemerintah menilai perlu ada reformasi struktural di 2023. Sebab, defisit anggaran di 2023 sudah disepakati kembali di bawah 3 persen sesuai UU Nomor 2 Tahun 2022 tentang Penanganan Covid-19.

Ketidakpastian dari varian Covid-19 dan inflasi global juga berpengaruh. Lalu, normalisasi kebijakan moneter juga diprediksi mengerek tingkat suku bunga. Walhasil, ekonomi global 2023 diperkirakan lebih rendah ketimbang 2022.

Untuk itulah, kata Airlangga, butuh sumber-sumber pembiayaan baru untuk pertumbuhan ekonomi. Pemerintah sudah mematok ekonomi 2023 tumbuh 5,3 sampai 5,9 persen, lebih tinggi dari 2022 yang sebesar 5,2 persen.

Mendorong sektor investasi hanya satu upaya reformasi struktural. Upaya lain yang dilakukan pemerintah untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 5,9 persen adalah peningkatan kredit perbankan.

Airlangga menyebut ini berhubungan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) terkait relaksasi kredit yang diharapkan tak perlu ada pembatasan waktu. "Kemudian juga perlu ada penurunan pencadangan dari sisi perbankan," kata dia.

Lantaran, pemerintah melihat potensi kredit di sektor perbankan saat ini masih sangat tinggi. Realisasinya hanya sedikit di atas 5 persen, lebih rendah dibandingkan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang naik 12 persen. "Kita masih punya room yang cukup tinggi," ujar Airlangga.

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus