Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Kemenperin Sebut RI Bakal Bangun Pabrik Semikonduktor di Batam

Kemenperin berencana akan membangun pabrik semikonduktor di Batam.

10 November 2022 | 03.59 WIB

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (tengah, kemeja putih) menandatangani prasasti tanda peresmian pabrik baru PT Kohler Manufacturing Indonesia di Cikarang, Jawa Barat, Senin (15/8). (ANTARA/ HO Biro Humas Kementerian Perindustrian)
Perbesar
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (tengah, kemeja putih) menandatangani prasasti tanda peresmian pabrik baru PT Kohler Manufacturing Indonesia di Cikarang, Jawa Barat, Senin (15/8). (ANTARA/ HO Biro Humas Kementerian Perindustrian)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Taufik Bawazier, mengatakan bahwa pemerintah berencana akan membangun pabrik semikonduktor di Batam. Dia menuturkan bagian paling hulu dari industri semikonduktor adalah kemampuan berfikir manusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Ini kita akan bangun di Batam. Jadi nanti anak-anak pinter Indonesia yang tadinya di luar negeri bisa terangsang masuk ke ekosistem itu,” ujar dia di Kompleks Parlemen pada Rabu, 9 November 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Taufik belum berani menjelaskan waktu pembangunan dan profil investornya. Namun, dalam diskusi pemerintah, rencana tersebut masuk ke dalam kerangka Indo Pasific Economic Framework (IPEF).

Menurut Taufik banyak negara termasuk Amerika Serikat berlum tertarik berinvestasi untuk pabrik semikonduktor di Indonesia karena belum memiliki informasi yang cukup. Sehingga diberikan informasi dan mereka akan follow up.

“Mudah-mudahan dalam waktu dekat. Paling tidak kebanggaanlah buat Indonesia punya pabrik semikonduktor,” kata Taufik.

Dia menceritakan bahwa pemerintah sempat mengadakan diskusi dengan Amerika soal potensi Indonesia untuk semikonduktor. Salah satunya pasir silika yang merupakan bahan untuk mencetak semikonduktor

“Itulah yang kita purpose, nanti setelah ini kita juga diskusi lengkap dengan USINDO. Jadi minta pengusaha Amerika untuk mem-follow up proyek-proyek kita bahwa nanti Indonesia harus punya satu desain center untuk semikonduktor,” ucap Taufik.

Dia mengatakan bahwa sebenarnya pada tahun 1985-1986 Indonesia itu punya peluang memiliki pabrik semikonduktor. Namun, karena waktu itu tidak boleh otomatisasi, harus menggunakan tenaga kerja, perusahaan Amerika bernama Cargil berpindah ke Malaysia. 

“Saya buka statistik itu kita harusnya bisa ekspor USD 135 juta. Lha aset kita itu pindah ke sana. Itu kan keputusan rasional dari perusahaan. Itu perusahaan Amerika juga Cargil,” tutur dia.

Sehingga, sebenarnya zaman itu Indonesia kehilangan karena itu merupakan semikondukto itu merupakan fundamental industri elektronik. “Mudah-mudahan bisa masuk ke arah penguatan ekosistem semua, buat mobil listrik dan semuanya,” kata Taufik.

Baca: Banyak Industri Tumbuh Lambat, Berikut Kebijakan Mitigasi Kemenperin

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

M. Khory Alfarizi

Alumnus Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Bergabung di Tempo pada 2018 setelah mengikuti Kursus Jurnalis Intensif di Tempo Institute. Meliput berbagai isu, mulai dari teknologi, sains, olahraga, politik hingga ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus