Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kinerja keuangan operator taksi Express, PT Express Trasindo Utama Tbk, pada semester pertama 2017, turun hingga 57 persen. Penurunan kinerja ini diprediksi karena persaingan bisnis taksi online berbasis aplikasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk menghadapi gempuran transportasi daring, Express Trasindo Utama menyasar sektor pariwisata. Di sektor ini, perusahaan mengandalkan produk premium mereka, yakni taksi Tiara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Taksi Tiara menyasar kalangan atas dengan jenis mobil yang lebih mewah ketimbang taksi Express. Taksi Tiara bisa diandalkan untuk mengangkut penumpang dari atau ke hotel-hotel berbintang dan bandar udara.
Selain taksi Tiara, untuk menyasar sektor pariwisata, perusahaan memiliki produk bus yang dinamakan Eagle High. Eagle High biasanya digunakan untuk mengangkut rombongan turis atau pekerja. Benny mengatakan pasar inilah yang tidak dijangkau oleh transportasi daring.
“Taksi Tiara dan Eagle High kondisinya masih baik di tengah imbas transportasi online. Pabrik masih butuh angkutan karyawan. Selain itu pariwisata trennya masih baik,” ujar Benny Setiawan, CEO PT Express Trasindo Utama, di Jakarta Pusat, Jumat, 6 Oktober 2017.
Simak: Kinerja Taksi Express Anjlok 57 Persen Semester I
Benny mengatakan, bulan ini Express Trasindo Utama baru saja meneken kerja sama dengan Four Seasons Hotel. Perusahaan menyewakan produk taksi Tiara, Express, dan Eagle High kepada hotel untuk menjemput dan mengantarkan pelanggan hotel.
Dari sektor pariwisata, Express Trasindo Utama berfokus di tiga kota, yakni Jakarta, Bali, dan Lombok. Selain Four Seasons Hotel, perusahaan juga bekerja sama dengan hotel bintang lima lain, seperti Hotel St Regis dan W Hotel.
"Di hotel-hotel tersebut kami sewakan armada mobil mewah, seperti Mercy, S-Class, BMW dan taksi Tiara kami," kata Benny.
Sepanjang semester pertama 2017, Express Trasindo Utama telah menambah jumlah armadanya tapi lebih sedikit dibandingkan pengurangan armada yang dilakukan.
Ketika target setoran masih Rp 240 ribu per hari pada kuartal pertama 2016, Express Trasindo Utama hanya mampu mengoperasikan 6.620 armada. Begitu juga dengan kuartal ketiga yang hanya mampu mengoperasikan 6.019 armada. Penurunan armada terbesar ada pada kuartal empat 2016, taksi Express hanya mampu mengoperasikan 4.213 armada.
ALFAN HILMI