Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengakui Bali masih menjadi primadona pariwisata sehingga kunjungan wisata hinga investasi di pulau itu berkembang amat pesat. “Kami akan dorong lewat program 10 Bali Baru yang mulai diberlakukan tahun 2018 ini,” ujar Arief di sela menghadiri Regional Investment Forum yang digelar Badan Kerjasama Penanaman Modal (BKPM) di Yogyakarta, Rabu, 14 Maret 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Program 10 Bali Baru ini merupakan program pemerintah dalam mendongkrak destinasi wisata lain di Indonesia yang tak kalah eksotis dengan berbagai perbaikan infrastruktur, layanan, hingga promo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Program ini difokuskan pada 10 destinasi seperti Danau Toba di Sumatera Utara, Tanjung Kelayang Belitung, Candi Borobudur Jawa Tengah, Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur, Mandalika Nusa Tenggara Barat , Kepulauan Seribu, Morotai Maluku Utara, Wakatobi Sulawesi Tenggara, Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur dan Tanjung Lesung di Banten.
Kemenpar mencatat saat ini jumlah wisatawan asing yang datang ke Indonesia meningkat telah sebesar 22 persen. Dari total kunjungan wisatawan itu, Bali masih memegang kunjungan tertinggi sebesar 40 persen dari total kunjungan wisatawan mancanegara. “Kami menargetkan 17 juta wisatawan asing berkunjung ke Indonesia tahun 2018 ini melalui program ‘10 Bali Baru’ itu,” ujarnya.
Arief menuturkan, program 10 Bali Baru ini untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah yang memiliki destinasi favorit. DI Yogyakarta, misalnya, yang notabene masuk daerah pariwisata favorit, dari kunjungan wisatawannya tercatat hanya menyumbang satu persen dari total kunjungan wisatawan manca secara nasional. “Dari 14 juta wisatawan mancanegara ke Indonesia hanya 1 persen saja di DIY, artinya hanya 125 ribu saja,” ujarnya.
Rendahnya wisatawan manca di DIY setelah ditelusuri karena DIY belum punya bandara memadai. “Kalau wisatawan manca ke Yogya repot, harus keliling dulu 30 menit di atas karena bandaranya tak mendukung, maka dari itu adanya bandara baru di Kulon Progo akan menyelesaikan persoalan itu,” ujar Menteri Arief.
Kementrian Pariwisata menargetkan paling tidak 2 juta wisatawan mancanegara bisa datang ke DIY dalam satu tahun saat bandara Kulon progo beroperasi 2019 nanti. Jika satu orang wisatawan asing saja menghabiskan sekitar US$ 1.000 saat berkunjung ke Yogya, maka selama setahun uang yang beredar di Yogya dan sekitarnya bisa mencapai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 26 triliun.