Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bandung - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan kelangkaan garam akhir-akhir ini tentu berdampak positif bagi para petani garam. Musababnya, harga jual garam dari petani bisa naik lantaran harga di pasaran melonjak.
"Garam itu langka karena memang impor tidak sebebas dulu. Itu akibatnya bagus, harganya jadi naik dan petani diuntungkan," ujar Susi kepada wartawan setelah memaparkan materi kuliah umum bertajuk “Perikanan untuk Kemandirian Bangsa dan Peningkatan Daya Saing Ekonomi” di Bale Sawala Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang, Jumat, 18 Agustus 2017.
Baca: Krisis Garam, DPR Ingatkan Pemerintah Sejak Empat Bulan Lalu
Menurut Susi, untuk pertama kalinya, Kementerian Kelautan dan Perikanan kini dilibatkan dalam memberikan rekomendasi impor garam, yakni Kementerian Kelautan berhak mengeluarkan rekomendasi untuk jenis garam konsumsi.
"Dulu bebas semua orang impor dan bocor. Akhirnya harga garam jatuh serta petaninya yang mati karena harganya cuma Rp 200 per kilogram. Tapi sekarang PT Garam pun akan menjaga harga garam petani di level Rp 1.000 ke atas," ujarnya.
Baca: Ada 10 Ribu Hektare Calon Ladang Garam di NTT, 4000 Siap Pakai
Susi menegaskan permasalahan garam langka memang tidak jadi persoalan dan tidak usah dibesar-besarkan. Sebab, kata Susi, realitasnya garam masih tersedia serta bisa dikonsumsi masyarakat.
"Yang penting jangan sampai tidak ada. Kalau langka untuk menaikkan harga, kan bagus juga untuk petani. Dan itu tugasnya KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) untuk membantu petani dan saya senang karena harga garam di petani jadi bagus," ucapnya.
AMINUDDIN A.S.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini