Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Ombudsman Sebut Kecelakaan yang Sering Terjadi di Tol Cipali Didominasi Kelalaian Sopir

Anggota Ombudsman Hery Susanto mengatakan berdasarkan keterangan Astra Tol Cipali, pemegang saham mayoritas jalan tol tersebut, sebagian besar penyebab kecelakaan didominasi kelalaian sopir saat menjalankan kendaraan.

29 Desember 2023 | 18.46 WIB

Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) Majalengka, Jawa Barat, Sabtu 23 Desember 2023. Untuk mengurai kepadatan kendaraan pada puncak arus mudik Natal 2023, Korlantas Polri memberlakukan sistem lawan arah (Contra Flow) di jalan tol Cipali. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Perbesar
Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) Majalengka, Jawa Barat, Sabtu 23 Desember 2023. Untuk mengurai kepadatan kendaraan pada puncak arus mudik Natal 2023, Korlantas Polri memberlakukan sistem lawan arah (Contra Flow) di jalan tol Cipali. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Ombudsman Hery Susanto mengungkap temuan penyebab kecelakaan yang sering terjadi di Jalan Tol Cipali—Jalan Tol Jalur Trans Jawa yang menghubungkan DKI Jakarta dengan kota lainnya di Pulau Jawa. Temuan itu berdasarkan tinjauan lapangan yang dilakukan pada 9 Desember 2023 lalu, terkait efektivitas dan efisiensi serta dampak beroperasinya jalan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Menurut Hery, berdasarkan keterangan PT Lintas Marga Sedaya atau Astra Tol Cipali, yang merupakan pemegang saham mayoritas jalan tol tersebut, sebagian besar penyebab kecelakaan didominasi oleh kelalaian sopir saat menjalankan kendaraan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kondisi ruas Jalan Tol Cipali yang lurus, halus dan panjang, dengan pemandangan tanah tandus membuat pengemudi kendaraan berpotensi terlena dan mengantuk,” ujar dia di Kantor Ombudsman, Jakarta Selatan, pada Jumat, 29 Desember 2023.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, kata Hery, pengelola jalan tol menyediakan delapan rest area di sepanjang Jalan Tol Cipali untuk istirahat para pengemudi. Di antaranya Rest Area Type A yang berada di KM 102 A, 101B, 166A, 164B; lalu ada juga Rest Area Type B yang berada di KM 86 A, 86B, 130A, 130B

Adapun untuk perbedaan antara Rest Area Type A dan B terletak pada ada atau tidaknya stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). “Jika Rest Area Type A memiliki SPBU, masjid, restoran, parkir dan toilet, sedangkan Rest Area Type B hanya tersedia masjid, restoran,parkir dan toilet,” ucap Hery.

Selain itu, Hery juga mengungkap standar pelayanan minimal di Jalan Tol Cipali. Menurut dia, untuk kondisi jalan, telah diadakan pelebaran sejak awal 2023 mulai dari KM 72-KM 87 dengan progress pengerjaan 100 persen dan target selesai 15 Desember 2023.

Mengenai lokasi yang berpotensi terjadi genangan, dilakukan pembersihan drainase secara rutin tiap bulan. Sedangkan untuk mengantisipasi kelongsoran, Hery berujar, dilakukan perbaikan lereng. Kecepatan tempuh di Jalan Tol Cipali minimum 60 kilometer per jam dan maksimal 100 kilometer per jam dan terdapat kamera pengawas setiap 1 kilometer. 

Selanjutnya: “Terkait dengan transaksi di gerbang tol rata-rata...." 

“Terkait dengan transaksi di gerbang tol rata-rata kecepatan transaksi kurang dari empat detik,” kata Hery. “Rata-rata maksimal antrean kendaraan kurang dari tiga kendaraan per gardu, saat ini Tol Cipali tidak menyiapkan struk manual, namun bisa di download lewat aplikasi.”

Untuk mobilitas, Hery menjelaskan, waktu observasi mobilitas di bawah 30 menit. Sementara untuk Unit Pertolong/ Penyelamatan dan Bantuan Pelayanan, Pengelola Tol Cipali memiliki Mobil Patroli sebanyak 12 Unit, Rescue 2 Unit, Derek 15 Unit, Ambulan 5 Unit, dan PJR 6 Unit. 

“Terkait anstisipasi kecelakaan lalu lintas, pihak penyelenggara jalan juga telah memiliki kerja sama dengan sejumlah rumah sakit daerah yang dilewati jalan tol,” tutur Hery.

Selain itu, Hery juga menjelaskan soal inovasi yang dilakukan pengelola jalan tol tersebut. Di mana saat ini pihak Astra Tol Cipali berupaya melakukan perbaikan. Di antaranya memasang marka speed reducer yang berfungsi sebagai marka peringatan bagi pengguna jalan agar tetap fokus dan waspada saat berkendara. 

“Inovasi tersebut dipasang sepanjang delapan kilometer pada ruas Tol Cipali pada 2020,” ucap Hery. “Sekaligus marka peringatan yang diaplikasikan pertama dan satu-satunya di jalan tol Indonesia.”

Selain itu, juga kerap dilakukan penempelan sticker reflector agar dapat terlihat pada malam hari bagi kendaraan yang tidak memiliki stiker di bagian belakang kendaraan. Hal tersebut, menurut Hery, dapat mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas di area tol Cipali

Saat ini juga telah diaplikasikan 630 rambu yang dipasang sejak 2020. Astra Tol Cipali pun menjelaskan perusahaan rajin mengampanyekan Toll Road Safety Culture bersamaan dengan penindakan operasi speed gun oleh kepolisian bagi kendaraan yang melanggar batas kecepatan maksimum 100 kilometer per jam. 

Selanjutnya: Astra Tol Cipali memiliki Busali (Buku saku Cipali)....

“Astra Tol Cipali memiliki Busali (Buku saku Cipali) dan dibagikan kepada pengguna jalan yang berisi himbauan tentang safety driving,” kata Hery.

Astra Tol Cipalu juga membuat animasi video safety driving untuk memberikan sosialisi berkendara yang baik. Adapun video tersebut dipasang di rest area sebagai bentuk sosialisasi dan pengingat bagi pengendara untuk terus berhati-hati dalam berkendara.

Hal lainnya yang menjadi temuan tim Ombudsman, yakni toilet disabilitas yang terkunci. Selain itu ada juga tulisan nomor pengaduan dalam banner bebas parkir yang hilang, kondisi pintu toilet yang rusak, ruang ibu menyusui, dan ruang kesehatan yang tidak layak.

Ombudsman, Hery menjelaskan, memberikan beberapa saran kepada pengelola Jalan Tol Cipali itu. Pertama, mendorong pihak pengelola Jalan Tol Cipali terus melakukan inovasi dan perbaikan dari semua aspek. “Untuk menurunkan angka kecelakaan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berkendara yang baik,” ujar dia.

Kedua, meminta pengelola Jalan Tol Cipali untuk meningkatkan pelayanan dan kenyamanan pada rest area. Khususnya pada ruang ibu menyusui, toilet umum, toilet disabilitas dan kondisi ruang kesehatan serta ketersediaan obat-obatan.

Ketiga, meminta pengelola Jalan Tol Cipali membuat saluran komunikasi yang lebih mudah dan praktis. “Sebagai sarana pengaduan/keluhan pelanggan,” ucap Hery.

M. Khory Alfarizi

Alumnus Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Bergabung di Tempo pada 2018 setelah mengikuti Kursus Jurnalis Intensif di Tempo Institute. Meliput berbagai isu, mulai dari teknologi, sains, olahraga, politik hingga ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus