Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN), Sripeni Inten Cahyani, mengaku siap merampingkan perusahaan jika diminta Menteri BUMN Erick Thohir. "Kita mendukung kok, karena bagus untuk menyehatkan," kata Sripeni di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat, 13 Desember 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sripeni mengatakan, turunan usaha PLN harus bisa mendukung perusahaan induknya. Misalnya, dia menyebutkan, harus bisa menurunkan cost secara keseluruhan, mendukung efisiensi, dan menyelesaikan rasio elektrifikasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Sripeni, PLN saat ini memiliki 50 turunan usaha, yang terdiri dari 11 anak perusahaan dan sisanya merupakan cucu dan cicit perusahaan. Ia mengatakan selama ini terus mengevaluasi kondisi kesehatan perusahaan-perusahaan tersebut.
Sripeni menuturkan, anak perusahaan PLN kebanyakan merupakan kepanjangan proses bisnis. "Tidak ada yang menyimpang, misal PLN punya hotel, enggak ada. PLN punya rumah sakit, enggak. Jadi, PLN semua ini adalah kepanjangan dari proses bisnis PLN," ujarnya.
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya berencana merestrukturisasi perusahaan yang menderita kerugian dengan berbagai cara, mulai dari menggabungkannya hingga menutup perusahaan. "Jumlah BUMN terlalu banyak, harus dikurangi. Harus diperbaiki bisnis intinya, harus dimerger atau ditutup, tidak bisa berdiri sendiri semua karena terlalu banyak," kata Erick di Jakarta, 4 Desember 2019.
Ia mengatakan, dengan perampungan itu, diharapkan kinerja BUMN dapat lebih fokus yang akhirnya mendorong kinerja menjadi lebih baik. Sehingga terbuka penciptaan lapangan pekerjaan secara berkelanjutan. Ia juga berharap jabatan BUMN diiisi oleh kalangan profesional, terutama generasi muda dan bukan diisi pensiunan sehingga tidak sesuai dengan visi Presiden Jokowi.