Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Prediksi Rupiah 2023 Rp 15.200, Bank Mandiri: Faktor Ketidakpastian Masih Tinggi

Bank Mandiri memproyeksikan nilai tukar rupiah akan berkisar pada Rp15.000 sampai Rp15.200 per dolar Amerika Serikat pada 2023.

20 Desember 2022 | 20.20 WIB

Petugas penukaran mata uang asing tengah menghitung uang pecahan 100 dolar Amerika di Jakarta, Kamis, 24 Desember 2020. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat tipis 5 poin atau 0,03 persen ke level 14.200. Tempo/Tony Hartawan
Perbesar
Petugas penukaran mata uang asing tengah menghitung uang pecahan 100 dolar Amerika di Jakarta, Kamis, 24 Desember 2020. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat tipis 5 poin atau 0,03 persen ke level 14.200. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Head of Macroeconomic & Financial Research Bank Mandiri Dian Ayu Yustina memproyeksikan nilai tukar rupiah akan berkisar pada Rp15.000 sampai Rp15.200 per dolar Amerika Serikat pada 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Kami masih memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp15.000 sampai Rp15.200 per dolar AS karena faktor ketidakpastian yang masih tinggi. Kalau surplus neraca dagang lebih rendah, rupiah berpotensi melemah," katanya dalam Mandiri Economic Outlook Kuartal IV 2022 yang dipantau di Jakarta, Selasa 20 Desember 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hanya saja, pada akhir tahun 2022 ini terdapat capital inflow atau aliran modal asing masuk ke obligasi Indonesia yang akan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Jadi, kalau tahun depan, kita perhatikan siklusnya mungkin menuju akhir tahun sentimen akan membaik dengan berbagai faktor ekonomi global, seperti inflasi dan suku bunga acuan yang terkendali," imbuhnya.

Dengan perbaikan sentimen secara global, investor asing berpotensi lebih banyak masuk ke obligasi Indonesia yang memengaruhi nilai tukar rupiah.

Selanjutnya: ketidakpastian geopolitik menjadi salah satu risiko yang sulit diukur ...

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menyebut pada 2023 ketidakpastian geopolitik menjadi salah satu risiko yang sulit diukur dampaknya terhadap ekonomi global secara keseluruhan dan perlu diwaspadai.

Di samping itu, penyebaran pandemi COVID-19 varian baru di China juga menjadi kewaspadaan karena berpotensi menghentikan kegiatan ekonomi di negara tujuan ekspor Indonesia tersebut.

Adapun, ia memperkirakan pada 2023 perekonomian dunia akan melambat, tetapi pulih di 2023, seiring dengan itu bank sentral AS The Federal Reserve diperkirakan masih akan meningkatkan suku bunga acuannya yang diikuti oleh kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia.

Indonesia akan memasuki tahun politik pada 2023 yang bisa memberi dampak positif ataupun negatif, tetapi pemerintah diperkirakan akan melanjutkan berbagai program transfer tunai di 2023 yang akan menjaga daya beli masyarakat.

"Dengan pelemahan ekonomi global, harga komoditas diprediksi lebih rendah di 2023 dibandingkan tahun ini. Hampir semua analis memproyeksikan harga komoditas dunia akan turun tapi tidak sampai di limit yang membahayakan," ucapnya.

Baca: Rupiah Menguat di Level Rp 15.598, Ekspor Mampu Topang Ekonomi RI

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus