Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Setelah Meksiko, N219 Jajaki Pasar Guatemala dan El Salvador

Pesawat N219 yang sudah mendapat kontrak pembelian dari Meksiko, akan menjajal pasar negeri Amerika lain, termasuk Guatemala, El Salvador dan Belize.

15 November 2017 | 17.08 WIB

Presiden Joko Widodo saat prosesi pemberian nama Nurtanio pada pesawat N219 di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, 10 November 2017. Pesawat N219 merupakan pesawat buatan lokal, kolaborasi antara PT Dirgantara Indonesia (DI) bekerjasma dengan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan). TEMPO/Subekti
Perbesar
Presiden Joko Widodo saat prosesi pemberian nama Nurtanio pada pesawat N219 di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, 10 November 2017. Pesawat N219 merupakan pesawat buatan lokal, kolaborasi antara PT Dirgantara Indonesia (DI) bekerjasma dengan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan). TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mulai menyasar pasar Amerika Selatan untuk menjual pesawat N219 produksi PT Dirgantara Indonesia yang dinamai Nurtanio. Direktur Jenderal Perhubungan UdarGuatemala, El Salvador dan Belizea Agus Santoso di Jakarta, Rabu, 15 November 2017, mengatakan penetrasi pasar dimulai dari Meksiko, dilanjutkan ke .

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Setelah Meksiko, akan dibuat penetrasi pasar ke Guatemala, El Salvador dan Belize," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, dia menjelaskan sebelum transaksi jual-beli pesawat berlangsung, antarnegara harus melakukan perjanjian terlebih dahulu. 

Dia mengatakan pemerintah Indonesia dan Meksiko sudah sepakat kerja sama di sektor penerbangan melalui proses penandatanganan bilateral airworthines agreement antar-Direktorat Jenderal Perhubungan Udara kedua negara

Perjanjian kerjasama tersebut disampaikan pada acara Forum Konsultasi Bilateral ke-6 Indonesia-Meksiko yang diselenggarakan di Mexico pada10-12 November 2017.

Perjanjian kerja sama tersebut terkait dengan Perjanjian Layanan Udara antara Pemerintah RI dan Meksiko, yang sama-sama menjadi bagian dari Konvensi Penerbangan Sipil Internasional.

Selain itu, kerja sama tersebut juga berisikan kesepakatan untuk saling mempromosikan layanan udara internasional dan untuk membangun layanan terjadwal antara masing-masing wilayah serta memastikan tingkat keselamatan dan keamanan tertinggi dalam layanan udara internasional.

"Meksiko adalah mitra penerbangan bilateral, yang penting bagi Indonesia.  Untuk itu, sangat perlu melakukan kerjasama pengakuan sistem kelaikudaraan antar kedua negara ini, agar hubungan kita lebih baik lagi dan menguntungkan kedua negara di masa mendatang," ujar Agus.

Menurut Agus, ada potensi bagus bagi Indonesia untuk menjadikan Meksiko dan negara-negara sekitarnya sebagai pasar penerbangan, salah satunya adalah untuk penjualan pesawat N219 produksi PT. Dirgantara Indonesia kepada Promotora Aerospacial El Paso (PAEP).

PAEP yang merupakan perusahaan Meksiko bekerja sama dengan Pemerintah Negara Bagian Chihuahua untuk mengembangkan regional airline guna  menghubungkan kota-kota di seantero Meksiko dan Amerika Serikat.

Pesawat perintis N219 Amfibi. PTDI

"Ada peluang kerja sama untuk menjual pesawat N219 produksi PTDI ke Mexico dan negara tetangganya seperti Guatemala, El Salvador. Untuk itulah diperlukan kerja sama terkait kelaikudaraan sehingga mempermudah proses penjualan pesawat tersebut," kata Agus.

Menurut Agus, pesawat N219 yang pesawat ujinya diberi nama Nurtanio oleh Presiden Joko Widodo merupakan produk penerbangan unggulan Indonesia yang sedang dipasarkan ke manca negara.

Untuk itu jajaran Direktorat Jenderal Perhubungan Udara akan melakukan berbagai upaya guna mendorong suksesnya pengembangan bisnis pesawat ini karena sebelumnya sudah banyak pesawat dari PT DI yang dbeli oleh Meksiko.

Agus juga menambahkan N-219 dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan penerbangan yang bisa melayani rute pendek dengan 19 penumpang.

Pesawat jenis ini dinilai sangat pas untuk menghubungkan banyak daerah terpencil di gunung maupun pada kondisi ekstrem lainnya.

"N219 mampu mendarat di landasan pacu pendek dengan fasilitas bandara minimum. Dengan demikian, kami berharap pesawat ini bisa menjawab kebutuhan pesawat kecil untuk negara kita dan juga negara sahabat kita", ujar Agus.

PTDI yang diwakili anak perusahaan IPTN North America dengan PAEP sedang dalam penandatanganan kesepakatan dan pembuatan kerangka kerja lanjutan.

Dengan penandatanganan FOA tersebut diharapkan dapat mendorong penjualan 30 pesawat N219 di Meksiko dalam kurun waktu lima tahun mendatang. Selain itu, IPTN North America juga telah mencapai kesepakatan sekaligus menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Light Blue. S.A. (Aero Resource Energy) Guatemala pada 8 Mei 2017 lalu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus