Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Sumbangan UMKM ke Ekspor Nonmigas Hanya 15,7 Persen, Kemenkop Targetkan 17 Persen dii 2024

Kontribusi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terhadap ekspor nonmigas baru sekitar 15,7 persen

18 September 2022 | 15.24 WIB

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam acara Tempo BNI Bilateral Forum 2022 pada Kamis, 12 Mei 2022 di Ballroom Hotel The Langham, Jakarta. (Foto: Norman Senjaya)
Perbesar
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam acara Tempo BNI Bilateral Forum 2022 pada Kamis, 12 Mei 2022 di Ballroom Hotel The Langham, Jakarta. (Foto: Norman Senjaya)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM mencatatkan capaian kontribusi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terhadap ekspor nonmigas baru sekitar 15,7 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan kontribusi UMKM Cina, India, dan Vietnam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Karena itu, Kemenkop menggelar Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) UKM Berbasis Kemitraan dengan agregator dan UKM ekspor di Tangerang, Banten, untuk menciptakan ekosistem UKM Go Ekspor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Upaya ini dilakukan dalam rangka mendukung pencapaian target kontribusi UMKM terhadap ekspor nonmigas sebesar 17 persen pada 2024,” kata Asisten Deputi Pengembangan SDM Usaha Kecil dan Menengah Deputi Bidang UKM Kemenkop Dwi Andriani Sulistyowati sebagaimana dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu 18 September 2022.

Menurut dia, pelaku UKM Go Ekspor membutuhkan pengetahuan tentang tren pasar produk ekspor, market intelligence, dan pengembangan produk ekspor.

Pelaku UKM dinilai masih memiliki kelemahan, salah satunya tidak melihat tren saat memproduksi sebuah barang. Atas dasar tersebut, perlu didatangkan pakar di bidang desain produk, agregator, dan buying representatif.

Dalam kegiatan tersebut, para pakar melakukan transfer knowledge dengan memberikan ulasan dan masukan secara langsung terhadap setiap produk yang dihasilkan dan dipresentasikan oleh masing-masing UKM.

Dengan begitu, pengembangan SDM UKM Berbasis Kemitraan antara agregator dengan UKM ekspor tak hanya memberikan teori penunjang, tetapi juga diberi praktik langsung.

”Memang ada tahapannya, teori sekitar 30-40 persen. Kemudian kami ajak ke workshop langsung praktik, UKM mengamati, meniru, dan memodifikasi yang disebut ATM (Amati, Tiru, Modifikasi), ditambah adanya success story dari para agregator yang juga sebagai pelaku UKM, untuk menyemangati mereka,” katanya.

Nantinya, dia mengharapkan para pelaku UKM dapat menjadi bagian dari rantai pasok agregator dan usaha besar berskala ekspor.

“Kegiatan ini merupakan wadah para pelaku UKM untuk berinteraksi dan saling mengenalkan usaha (company profile) masing-masing. Dengan membangun jaringan (networking), akan menjalin kolaborasi dan sinergi antar sesama pelaku UKM untuk menciptakan dan memproduksi produk-produk kreatif baru dengan kualitas ekspor,” ungkap dia.

Pemilik PT Homeware Internasional Indonesia Edmond Setiadarma mengklaim akan berkomitmen membantu para pelaku UMKM dalam melakukan ekspor.

“Tidak semua UMKM memiliki akses pasar ekspor dan kapasitas produksi yang besar, sehingga kami bantu mengumpulkan produk mereka supaya dapat memenuhi permintaan pembeli. Umumnya, pesanan dari luar negeri memiliki spesifikasi permintaan yang tinggi, kami lakukan standardisasi produk,” ujar Edmond.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus