Terkini Bisnis: Profil CEO CIMB Niaga yang Mundur, Dana Asing ke Pasar Modal

TEMPO.CO, Jakarta -Berita terkini ekonomi dan bisnis sepanjang Sabtu pagi, 23 Oktober 2021, dimulai dari profil CEO CIMB Niaga Tigor M Siahaan yang mengundurkan diri hingga aliran dana asing masuk pasar modal Rp 36,39 triliun sejak awal tahun.

Adapula berita tentang penyaluran pinjaman Online mencapai Rp 249 triliun dan 3. Bank Indonesia memperkirakan inflasi Oktober 2021 mencapai 0,08 persen.

Berikut empat berita terkini ekonomi dan bisnis:

1. Profil CEO CIMB Niaga yang Mundur

PT Bank CIMB Niaga Tbk mengumumkan Tigor M. Siahaan mengajukan pengunduran diri sebagai Presiden Direktur dan CEO CIMB Niaga pada 21 Oktober 2021.

"Dewan Komisaris dan Manajemen CIMB Niaga menyampaikan penghargaan tertinggi dan ucapan terima kasih kepada Bapak Tigor M. Siahaan atas kontribusi dan dedikasinya selama hampir tujuh tahun berkarya dan berprestasi memimpin CIMB Niaga," kata Head of Marketing, Brand & Customer Experience CIMB Niaga Toni Darusman, Jumat, 22 Oktober 2021.

Tigor meniti karier bersama Citibank Indonesia sejak 1995 sebagai management associate. Selama 20 tahun, Tigor menjalankan berbagai fungsi di institutional recovery management, country risk management, dan corporate and investment banking, yang melayani berbagai segmen nasabah, baik di Citibank Indonesia maupun di New York.

Lulusan University of Virginia ini menjabat Indonesia country head untuk Institutional Clients Group, yang bertanggung jawab terhadap bisnis wholesale, termasuk treasury, transaction service, serta corporate and investment banking sejak Februari 2008 hingga Mei 2011.

Jabatannya yang terakhir sebelum menjadi CEO CIMB Niaga adalah Chief Country Office Citibank untuk Indonesia.

Pada Maret 2015, Tigor diangkat sebagai Presiden Direktur CIMB Niaga. Dia menggantikan Arwin Rasyid yang mengundurkan diri.

Baca berita selengkapnya di sini.

2. Penyaluran Pinjaman Online Mencapai Rp 249 Triliun, Melayani 479 Juta Peminjam

Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mencatat realisasi peminjaman di industri fintech peer-to-peer lending alias pinjaman online terus meningkat. Hingga Agustus 2021, jumlahnya pinjaman yang disalurkan sudah mencapai Rp 249 triliun per Agustus 2021.

"Sejak berdiri, fintech P2P ini memberikan banyak sekali kontribusi," kata Ketua Klaster Pendaaan Multiguna AFPI Rina Apriana dalam media gathering, Jumat, 22 Oktober 2021.

Jumlah akumulasi pinjaman ini terus meningkat dalam empat tahun terakhir. Dari tahun 2018 yang masih di angka Rp 22 triliun, lalu 2019 yang naik jadi Rp 81 triliun, dan 2020 sebesar Rp 155 triliun.

Sementara, jumlah borrower alias pengguna transaksi pinjaman online atau pinjol yang meminjam uang mencapai 479 juta, baik individu maupun entitas. Jumlah ini juga terus naik dari posisi Desember 2018 yang masih 14 juta peminjam.

Dalam kelompok peminjam ini, kata Rina, bahkan sudah ada yang berulang kali mengajukan kredit ke pinjaman online alias repeat order. "Artinya mereka merasakan manfaat dan peran dari fintech pendanaan bersama," kata Rina.

Sedangkan, jumlah lender alias pemberi pinjaman mencapai 193 juta. Sama seperti borrower, jumlah individu dan entitas yang meminjamkan dana mereka ke orang lain lewat pinjaman online juga terus naik, dari posisi 8 juta pada Desember 2018.

Baca berita selengkapnya di sini.

3. Bank Indonesia Perkirakan Inflasi Oktober 2021 Capai 0,08 Persen

Bank Indonesia memperkirakan inflasi pada Oktober 2021 mencapai 0,08 persen. Perkiraan itu berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III Oktober 2021.

"Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangan tertulis, Jumat, 23 Oktober 2021.

Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Oktober 2021 secara tahun kalender sebesar 0,88 persen (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,62 persen (yoy).

Penyumbang utama inflasi Oktober 2021 sampai dengan minggu kedua yaitu komoditas cabai merah sebesar 0,06 persen (mtm), minyak goreng sebesar 0,03 persen (mtm), cabai rawit, rokok kretek filter dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).

Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain telur ayam ras dan tomat masing-masing sebesar -0,03 persen (mtm), bayam, kangkung, sawi hijau, bawang merah dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,01 persen (mtm).

Baca berita selengkapnya di sini.

4. Aliran Dana Asing Masuk Pasar Modal Rp 36,39 T Sejak Awal Tahun

PT Bursa Efek Indonesia mencatat investor asing pada 22 Oktober mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 1,186 triliun di pasar modal.

"Dan sepanjang tahun 2021 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 36,396 triliun," kata Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan BEI I Gusti Agus Alit Nity Aryana dalam keterangan tertulis, Jumat, 22 Oktober 2021.

Adapun pergerakan pasar selama periode 18-22 Oktober 2021 menunjukkan data perdagangan yang fluktuatif, namun masih pada kategori positif. Nilai kapitalisasi Bursa pada pekan ini mencatatkan peningkatan sebesar 0,19 persen menjadi sebesar Rp 8.150,38 triliun dari angka Rp 8.134,67 triliun pada pekan sebelumnya.

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG pada perdagangan Jumat, ditutup pada zona hijau atau berada pada level 6.643,73. Selama sepekan ini IHSG meningkat sebesar 0,16 persen dari posisi 6.633,33 pada pekan lalu.

Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa mengalami perubahan sebesar 4,08 persen menjadi 1.385.992 transaksi dari 1.444.963 transaksi pada pekan lalu.

"Perubahan sebesar 5,53 persen terjadi pada rata-rata volume transaksi harian Bursa menjadi 22,091 miliar saham dari 23,384 miliar saham pada pekan sebelumnya," kata dia.

Baca berita selengkapnya di sini.