Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

7 Kunci Perkembangan Anak hingga Usia 2 Tahun  

Dr dr Ahmad Suryawan, Sp(A)K mengatakan, membentuk anak cerdas harus dilakukan sejak dalam kandungan hingga 1.000 hari kehidupannya.

24 Februari 2015 | 12.37 WIB

Beberapa orang ibu mendapatkan pelatihan pijat bayi gratis di Rumah Zakat, Jakarta, Jumat (25/5). Pelatihan pijat ini selain untuk mengendurkan otot-otot balita juga berguna untuk lebih mempererat jalinan kasih antara ibu dan bayi. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Beberapa orang ibu mendapatkan pelatihan pijat bayi gratis di Rumah Zakat, Jakarta, Jumat (25/5). Pelatihan pijat ini selain untuk mengendurkan otot-otot balita juga berguna untuk lebih mempererat jalinan kasih antara ibu dan bayi. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Surabaya- Seribu hari pertama atau hingga usia 2 tahun ialah periode penting dalam tumbuh kembang anak. Sebab, semua pondasi dasar kemampuan anak terjadi dalam rentang ini. Ketua Divisi Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr Soetomo Surabaya, Dr dr Ahmad Suryawan, Sp(A)K mengatakan, membentuk anak cerdas harus dilakukan sejak dalam kandungan hingga 1.000 hari kehidupannya.

"Ada 7 kunci utama mengapa 1.000 hari pertama kehidupan anak harus diprioritaskan," katanya saat mengisi seminar dan workship "Siap Cerdaskan Si Kecil Sejak Dini?" yang diselenggarakan oleh Morinaga di Dyandra Convention Center, Sabtu 21 Februari 2015.

Kunci pertama ialah perkembangan otak. Dokter Wawan mengungkapkan, perkembangan otak manusia hanya terjadi dalam satu fase yang cepat, yakni pada periode titik kritis pertama 1.000 hari kehidupan anak. "Sebanyak 80 persen perkembangan otak terjadi pada 2 tahun pertama. Berikutnya pada usia 2-6 tahun hanya berkembang 15 persen saja," ujarnya. Periode titik kritis pertama itu terjadi sekitar 280 hari, yakni pembentukan organ-organ utama seperti otak, jantung, paru, hati, ginjal, mata, telinga, dan hidung.

Kunci kedua mengapa 1.000 hari pertama penting ialah karena pada masa itulah pembentukan dasar kemampuan fisik. "Perkembangan fisik anak juga tergantung pada perkembangan dasarnya," kata Wawan. Kunci berikutnya ialah karena pembentukan dasar komunikasi verbal, kompetensi sosial, dan pembelajaran nilai perilaku benar dan salah terjadi saat itu.

Kunci keenam ialah peletakan dasar kesehatan jangka panjang. Bukti ilmiah kedokteran membuktikan, sebagian besar penyakit metabolik-degeneratif pada usia dewasa sudah diprogram sejak usia 1.000 hari pertama ini. "Seperti penyakit jantung koroner, obesitas, alergi bahkan kanker sudah diprogram sejak usia 2 tahun itu," ungkap alumnus Fakultas Kedokteran Unair Surabaya tersebut.

Wawan mengakui, tak sedikit orang tua yang belum memahami periode kritis ini. Akibatnya, orang tua terlambat menangani anak yang diketahui mengalami gangguan pertumbuhan. Tak jarang itu disebabkan adopsi kebiasaan mengasuh anak yang salah dari generasi sebelumnya. "Contohnya anak lambat bicara. Pas tanya ke mertua dianggap santai, dalihnya 'dulu suamimu juga baru bisa ngomong setelah 4 tahun. Lalu baru cari dokter setelah usia 2 tahun, padahal fasenya sudah lewat."

Oleh karena itu 1.000 kehidupan hari pertama, kata Wawan, diibaratkan sebagai "Jendela Kesempatan" atau window of opportunity yang hanya terjadi sekali seumur hidup. "Bila kesempatan ini digunakan dengan baik, maka ini periode terbaik untuk membentuk anak berkualitas atau membetulkan sebuah gangguan," ujarnya. Sebaliknya, jika kesempatan ini disia-siakan, anak dapat mengalami gangguan permanen seumur hidupnya.

ARTIKA RACHMI FARMITA


Berita Menarik:


Kisah Monyet yang Mewarisi Rumah dan Tanah



Heboh, Patung Oscar Bersujud dan Isap Kokain


 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sunu Dyantoro

Sunu Dyantoro

Memulai karier di Tempo sebagai koresponden Surabaya. Alumnus hubungan internasional Universitas Gadjah Mada ini menjadi penanggung jawab rubrik Wawancara dan Investigasi. Ia pernah meraih Anugerah Adiwarta 2011 dan 2102.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus