Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Akik Motif Ular Piton Ini Dihargai Fantastis  

Saat batu akik spritus langka, batu bermotif kulit ular sawo atau piton banyak diincar penggemar batu akik.

6 Mei 2015 | 10.32 WIB

Bongkahan batu yang disebut Giok Aceh, ditawarkan dengan harga Rp 250 juta dalam acara GemStone Festival di halaman RRI, Bandung, 26 Februari 2015. Festival Gemstone merupakan acara untuk menampilkan berbagai jenis batu akik dengan keindahan dan keunikann
Perbesar
Bongkahan batu yang disebut Giok Aceh, ditawarkan dengan harga Rp 250 juta dalam acara GemStone Festival di halaman RRI, Bandung, 26 Februari 2015. Festival Gemstone merupakan acara untuk menampilkan berbagai jenis batu akik dengan keindahan dan keunikann

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

BISNIS.COM, Jakarta - Batu akik jenis spritus atau biru langit di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, saat ini menjadi barang langka. Itu membuat harganya melejit hingga puluhan juta rupiah untuk kelas super ukuran standar.

"Untuk mencari batu spritus kualitas super itu sangat susah. Kalau pun ada, harganya mencapai puluhan juta rupiah," kata Yansa, pengrajin batu akik, di Baturaja.

Namun, saat batu akik spritus langka, ada satu batu yang banyak diincar penggemar batu akik. Akik itu bermotif kulit ular sawo atau piton.

"Yang dicari sekarang ini adalah batu akik motif kulit ular sawo atau piton. Kemarin saya pernah dapat. Itu pun dihargai Rp3 juta seukuran telur puyu. Banyak yang cari batu motif ini," ucap Heryy, penggali batu setempat.

Dia juga tidak terlalu paham. Namun batu-batu motif itu banyak diminati. "Batu jenis spritus mahal, dan barangnya juga langka. Mungkin ini salah satu dampak, banyaknya minat batu akik motif bernilai seni tersebut," ujarnya.

Menurut Yansa, lokasi batu spritus saat ini hanya ada di satu tempat, yakni Desa Simpang Empat, Kecamatan Lengkiti, berjarak sekitar 80 kilometer atau 1,5 jam perjalanan darat menggunakan mobil dari Kota Baturaja.

Selain itu, untuk memperoleh batu mulia warna biru tersebut, penambang harus menggali sampai kedalaman tanah hingga 5 meter.

"Itu pun belum tentu mendapat batu berkualitas tinggi. Bahkan tak jarang batu spritus tidak didapat," tutur Yansa.

Herry, penggali batu akik jenis spritus lain, mengatakan, selama menjadi penggali batu, dia belum pernah mendapatkan batu spritus kualitas super. Dia hanya mendapatkan batu jenis itu yang kualitasnya standar-standar saja.

"Dapat yang standar saja saya sudah bersyukur, karena sekarang sejak barang langka itu dihargai hingga jutaan rupiah," ujar Herry.

Dia menjelaskan, untuk menggali di lahan lokasi bahan spritus, dia harus menyewa lahan tersebut dari warga setempat dengan harga Rp 300-500 ribu per meter.

Harga sewa ini bervariasi. Ada juga yang dihargai Rp 8-10 juta untuk satu kali menggali lahan berukuran 20 meter x 20 meter, dengan syarat hanya boleh menggali hingga kedalaman 5 meter.

"Warga tidak mau lagi memperjualbelikan lahan mereka. Sekarang hanya untuk disewakan saja," ucapnya.

Dia menuturkan hasil menjual batu yang diperoleh bervariasi, mulai Rp 200 ribu hingga Rp 1 juta per hari.

BISNIS.COM


 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Emri Widyantari

Emri Widyantari

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus