Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Apa yang Terjadi jika Kelebihan Hormon Adrenalin?

Kondisi medis yang menyebabkan kelebihan produksi adrenalin sangat jarang terjadi, sehingga kelebihan adrenalin dapat sebabkan gangguan kesehatan.

11 Januari 2023 | 13.00 WIB

Ilustrasi hormon adrenalin. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi hormon adrenalin. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Adrenalin atau juga disebut epinefrin adalah hormon yang dilepaskan oleh kelenjar adrenal dan beberapa neuron. Hormon ini berperan penting untuk menjaga fungsi berbagai organ tubuh sehingga perlu dalam jumlah seimbang. Namun, kelebihan hormon adrenalin justru bisa membahayakan kesehatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dilansir dari Healthline, kelenjar adrenal terletak di bagian atas ginjal. Mereka bertanggung jawab untuk memproduksi banyak hormon, termasuk aldosteron, kortisol, adrenalin, dan noradrenalin. Kelenjar adrenal dikendalikan oleh kelenjar lain yang disebut kelenjar hipofisis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adrenalin membantu tubuh bereaksi lebih cepat, membuat jantung berdetak lebih cepat, meningkatkan aliran darah ke otak dan otot, dan merangsang tubuh untuk membuat gula digunakan sebagai bahan bakar.

Adrenalin dimulai di otak. Saat merasakan situasi berbahaya atau stres, informasi itu dikirim ke bagian otak yang disebut amigdala. Area otak ini berperan dalam pemrosesan emosi.

Gejala Adrenalin

Adrenalin terkadang digambarkan sebagai dorongan energi. Gejala lain di antaranya:

- detak jantung yang cepat

- berkeringat

- indra yang meningkat

- pernapasan cepat

- penurunan kemampuan untuk merasakan nyeri

- peningkatan kekuatan dan kinerja

- pupil-pupil terdilatasikan

- merasa gelisah atau gugup.

Kondisi medis yang menyebabkan kelebihan produksi adrenalin sangat jarang terjadi, tetapi mungkin saja terjadi. Tumor kelenjar adrenal, misalnya, dapat merangsang produksi adrenalin secara berlebihan dan menyebabkan aliran adrenalin. Selain itu, bagi orang dengan gangguan stres pasca-trauma (PTSD), ingatan akan trauma dapat meningkatkan kadar adrenalin setelah peristiwa traumatis.

Kecemasan dan stres dapat menyebabkan pelepasan adrenalin yang lebih sering ke dalam tubuh.

Seiring waktu, mengutip dari Medical News Today, kadar adrenalin yang tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti penambahan berat badan dengan menyebabkan sindrom metabolik dan hiperkortisolemia.

Selain itu, kelebihan adrenalin dapat mendatangkan tekanan darah tinggi dan penyakit jantung. Meskipun dalam jangka pendek, adrenalin seharusnya tidak berdampak pada kesehatan.

MALINI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus