Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Begini Caranya Mengelola Keuangan Keluarga Baru

Pasangan suami istri baru ini harus pandai-pandai mengatur
pundi-pundi rupiah mereka. Bagaimana caranya?

16 Mei 2015 | 09.55 WIB

Pasangan pengantin Artit Thanajindawong dan Daradai Wachirapoothacoon berlari saat mengikuti acara pernikahan yang diadakan oleh sebuah resor di Ratchaburi, 13 Februari 2015. REUTERS/Athit Perawongmetha
Perbesar
Pasangan pengantin Artit Thanajindawong dan Daradai Wachirapoothacoon berlari saat mengikuti acara pernikahan yang diadakan oleh sebuah resor di Ratchaburi, 13 Februari 2015. REUTERS/Athit Perawongmetha

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

BISNIS.COM, Jakarta -Sepasang insan yang baru saja terikat janji suci pernikahan pasti memiliki berbagai impian bersama. Sayangnya, tak semua impian itu bisa sekaligus langsung terwujud. Pasangan suami istri baru ini harus pandai-pandai mengatur pundi-pundi rupiah mereka. Bagaimana caranya?


Menurut Konselor Keuangan dan Keluarga MONEYnLOVE Financial Planning & Consultant Andreas Freddy Pieloor, mempersiapkan perencanaan keuangan bagi pasutri memang tidak mudah, karena harus menyatukan pola pikir dari dua insan yang memiliki latar belakang serta kepribadian yang berbeda.


Pengantin baru ini harus mulai belajar untuk mendahulukan kepentingan bersama yaitu keluarga yang baru mereka bangun.


“Diperlukan komunikasi dan penyamaan pola pikir dengan menanggalkan kepentingan pribadi masing-masing,” katanya kepada Bisnis.


Ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian dan perlu dilakukan oleh pengantin baru agar tujuan keuangan mereka bisa tercapai. Yang pertama, jumlahkan penghasilan suami dan istri. Selanjutnya, bicarakan pos-pos pengeluaran untuk keluarga serta pengeluaran pribadi masing-masing.


Hal penting lainnya adalah kemukakan utang-utang pribadi baik milik suami maupun istri sebelum menikah yang dibawa ke dalam keluarga. Jika sudah melakukannya, susunlah prioritas pengeluaran keluarga.


Apabila sudah menyusun prioritas pengeluaran keluarga, diskusikan dan sepakati pengeluaran keluarga terlebih dahulu, baru pengeluaran pribadi suami dan istri. Terakhir, pastikan total pengeluaran masih lebih kecil daripada penghasilan.


Penulis buku Money, Love & Marriage ini memaparkan secara umum prioritas pos-pos pengeluaran yaitu pertama untuk keperluan yang terkait sosial sebesar 2,5% - 10%, kedua untuk membayar utang maksimal 30%, ketiga untuk asuransi 5% - 10%, keempat untuk investasi 10% - 20%, kelima untuk keperluan pendidikan maksimal 15%, keenam untuk keperluan rumah tangga maksimal 60%, ketujuh untuk pengeluaran pribadi maksimal 2,5%, dan terakhir untuk wisata atau rekreasi tahunan maksimal 2,5%.


“Total pos pertama hingga pos kedelapan adalah 100% penghasilan berdua,” katanya.


Pasutri sebaiknya menuliskan rencana keuangan dan menanda-tanganinya bersama-sama. Setelah itu, awasi dan kendalikan pengeluaran yang melampaui alokasi yang telah ditetapkan. Untuk pasutri baru, prioritas utama biasanya adalah untuk persiapan persalinan anak, khususnya bagi mereka yang tak mau menunda memiliki buah hati.


Untuk mewujudkan berbagai impian seperti membiayai kuliah anak, pasutri baru bisa mulai menyisihkan uang untuk investasi terlebih dahulu atau memasukan pada pos pengeluaran keempat. Kelak, jika waktunya tiba, si buah hati akan tersenyum bangga mempersembahkan toga untuk ayah bunda!


BISNIS.COM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Emri Widyantari

Emri Widyantari

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus