Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Penyakit bawaan kleptomania dipercaya memicu seseorang untuk mudah mencuri, mengambil sesuatu milik orang lain tanpa izin, dan kemungkinan bisa menjadi kecanduan.
Kebiasaan itu tidak harus ekstrem seperti membobol rumah orang atau mengutil barang mahal, tapi bisa seperti kasus seorang wanita di Tangerang Selatan yang mencuri coklat di salah satu gerai Alfamart yang berujung viral.
Motif Kasus di Alfamart Tangsel
Kejadian tersebut direkam lalu tersebar dan ke media sosial 14 Agustus 2022 lalu. Banyak netizen yang mempertanyakan motif sang wanita mengutil coklat dikarenakan terlihat menunggangi mobil mewah.
Membayar beberapa batang coklat semestinya bukanlah sesuatu yang berarti baginya. Sebaliknya, itu bisa disebabkan oleh kontrol impuls yang buruk yang mengarah pada gangguan kecanduan dan kompulsif . Ketika mencuri menjadi kecanduan, itu disebut sebagai kleptomani
Melansir WebMD, kleptomania mengacu pada gangguan kontrol impuls di mana seseorang mengembangkan ketidakmampuan untuk menahan dorongan untuk mengambil sesuatu. Biasanya, Anda akan memilih barang-barang yang umumnya tidak Anda butuhkan, dan barang-barang tersebut juga cenderung memiliki nilai yang kecil. Meskipun ini adalah kondisi yang langka, itu dapat menyebabkan tekanan emosional pada Anda dan orang yang Anda cintai.
Gangguan ini disertai dengan masalah pengendalian diri dalam perilaku dan emosi.
Ketika Anda memiliki masalah pengendalian impuls, Anda tidak dapat menahan godaan untuk melakukan hal-hal yang berbahaya atau berlebihan kepada Anda atau orang lain. Selain itu, kondisi tersebut memaksa Anda untuk menjalani kehidupan rahasia yang memalukan karena Anda merasa takut untuk mencari bantuan medis.
Bisakah Diobati?
Mengatasi kleptomania tanpa bantuan medis sangatlah sulit. Pengobatan yang akan diberikan oleh ahli kesehatan mental dapat mencakup:
Terapi perilaku kognitif
Terapis akan membantu pasien mengatasi pemicu dirinya mencuri. Hal ini bertujuan untuk menghentikan perilaku merusak melalui teknik desensitisasi sistematis dan teknik sensitisasi rahasia.
Dalam desensitisasi sistematis, pasien akan mempraktikkan teknik relaksasi yang membantu mengendalikan dorongan untuk mencuri. Sementara pada teknik sensitisasi rahasia, pasien diminta untuk membayangkan diri mereka dalam menghadapi konsekuensi negatif setelah mencuri, sehingga ini memungkinkan pengidap menghindari kebiasaan buruk tersebut.
Obat-obatan
Dokter mungkin meresepkan obat selective serotonin reuptake inhibitor guna menyeimbangkan opioid di otak agar memiliki keseimbangan bahan kimia yang tepat.
Selain itu, obat untuk mengatasi kecanduan juga bisa diresepkan. Meski tidak dapat menyembuhkan kleptomania, obat untuk kecanduan dapat membantu meredakan gejalanya.
Komplikasi
Kleptomania yang tidak diobati berpotensi mengakibatkan masalah emosional, keluarga, pekerjaan, hukum, dan keuangan yang parah.
Seorang kleptomaniak sebetulnya tahu kalau mencuri itu salah, tetapi ia tidak mampu menahan dorongan tersebut. Ini akan memunculkan rasa bersalah, malu, membenci diri sendiri, dan terhina. Selain itu, kleptomaniak bisa saja ditangkap karena mencuri karena ini pada dasarnya melanggar hukum.
Dikutip dari Drugs, sejumlah komplikasi dan kondisi lain yang terkait dengan kleptomania mungkin termasuk:
1. Gangguan kontrol impuls lainnya, seperti perjudian 2. kompulsif atau belanja
3. Penyalahgunaan alkohol dan zat
4. Gangguan kepribadian
5. Gangguan Makan
5. Depresi
6. Gangguan bipolar
7. Kecemasan
8. Pikiran untuk bunuh diri, percobaan bunuh diri, dan bunuh diri
9. Kebanyakan pengidap kleptomania mungkin enggan berobat karena malu atau takut dilaporkan ke pihak berwajib. Oleh karenanya, peran orang terdekat seperti anggota keluarga atau sahabat yang tahu atau curiga menjadi sangat penting.
IDRIS BOUFAKAR
Baca juga : Benarkah Kleptomania Itu Penyakit?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini