Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Meski sudah seperti soto, yang di setiap daerah ada, Bondan Winarno -pakar kuliner Indonesia-menganggap keaslian serabi sebagai kue Indonesia masih diperdebatkan. "Saya cenderung menyebutnya sebagai kuliner pusaka yang telah diwariskan turun-temurun," ujarnya kepada Koran Tempo pada Oktober 2012.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Asal-muasal serabi ada dua kemungkinan, menurut Bondan Winarno. Pertama, dari India. Di sana, kudapan dari tepung beras dan santan disebut appam. Di Jawa disebut apem. "Ada kemungkinan ini juga sesuai dengan adanya kue putu bambu maupun putu mayam di Jawa dan daerah-daerah di Indonesia lain, yang juga ada di India," kata Bondan. Baca: Catatan Duka di Sosmed untuk Bondan Winarno, Tak Sekadar Maknyus
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemungkinan lain, menurut dia, adalah pengaruh dari Belanda. Terutama bila dilihat dari jajanan di Sumatera Barat yang disebut pinukuik, dan diakui sebagai derivasi dari kata pannekoek (pancake) dalam bahasa Belanda.
Bondan cenderung pada pendapat yang mengatakan bahwa India-lah tanah air serabi di negeri ini. Pertimbangannya, serabi adalah modifikasi dari appam yang juga terbuat dari tepung beras dan sedikit ragi. "Apem ini kemudian berkembang menjadi serabi yang lebih lembut karena menggunakan santan lebih banyak." Sedangkan pannekoek dibuat dari terigu dicampur mentega dan telur. Jadi, dari segi bahan, berbeda.
Walaupun begitu, kalau dirunut-runut, pancake yang ada di Eropa pun, menurut Bondan, merupakan penganan yang mendapat pengaruh dari kuliner India. Selain pancake, ada crepe, yang mirip thosai (baca: dosa) di India.
Serabi tiap daerah punya kekhasan tersendiri. Ada yang hanya disiram kinca-saus gula merah. Ada yang memakai santan ditambah kinca. Ada pula yang divariasikan dengan durian. Selain itu, ada serabi polos tanpa saus, seperti surabi oncom di Sunda serta srabi Solo dengan berbagai jenis topping. Surabi oncom merupakan favorit Bondan Winarno. Baca: Intip 4 Tips Memilih Hunian Vertikal dengan Harga Terjangkau
Penulis dan presenter kuliner Bondan Winarno meninggal di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta pada Rabu 29 November 2017 pukul 09.05. Kabar wafatnya pria berusia 67 tahun tersebar di dunia maya. Anak almarhum, dalam Instagramnya, Gwenwinarno memposting emoticon hati berwarna biru. Akun Instagram Gwenwinarno dibanjiri ucapan duka dari para netizen.