Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Ini 8 Perpustakaan Terunik di Dunia  

Buku ini ditulis Johnson dengan alasan sederhana, agar orang suka datang ke perpustakaan.

18 April 2015 | 15.50 WIB

Koleksi buku di perpustakaan mini di Pangkalan Ojeg, Cikutra, Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/2). TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Perbesar
Koleksi buku di perpustakaan mini di Pangkalan Ojeg, Cikutra, Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/2). TEMPO/Aditya Herlambang Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Definisi perpustakaan sekarang sangat terbuka untuk ditafsir. Begitu kata Alex Johnson dalam buku terbarunya, Improbable Libraries: A Visual Journey to the World’s Most Unusual Libraries. Johnson adalah jurnalis di surat kabar Inggris, The Independent, yang rajin menulis masalah perbukuan, seperti Shedworking: The Alternative Workplace Revolution.

"Konsep dasar sebuah perpustakaan itu berkembang. Sebagian, misalkan, tak punya syarat keanggotaan atau nomor identifikasi, sebagian lagi bahkan tak meminta buku-buku itu dikembalikan," tulis Johnson, yang orang tuanya adalah pustakawan.

Buku Improbable Libraries diterbitkan pada Pekan Perpustakaan Nasional, kegiatan rutin yang diadakan American Library Association (ALA), yang jatuh pekan ini. Buku itu memuat 250 foto berbagai perpustakaan unik dari berbagai sudut bumi. Buku ini ditulis Johnson dengan alasan sederhana,yakni agar orang suka datang ke perpustakaan.

Di bawah ini delapan perpustakaan terunik di dunia yang dipaparkan Johnson di bukunya.

1. Perpustakaan Tank, Argentina

Raul Lemesoff, seniman Buenos Aires, Argentina, menciptakan Weapons of Mass Instruction, plesetan dari Weapon of Mass Destruction (Senjata Pemusnah Massal). Dia mengubah mobil Ford Falcon tahun 1979 menjadi perpustakaan bergerak berbentuk tank berwarna hijau yang sekujur badannya dipenuhi buku. Lemesoff keliling kota membagikan buku-bukunya dalam "tank" ini.

2. Perpustakaan Unta, Mongolia

Perpustakaan ini disebut Perpustakaan Bergerak Anak-anak Mongolia. Perpustakaan keliling ini didirikan oleh Jambyn Dashdondog, pengarang buku anak-anak, yang membawa buku-buku untuk suku-suku nomaden di daerah terpencil di Gurun Gobi dengan menggunakan unta.

3. Bangunan Buku, AS

Perpustakaan Pusat Kota Kansas ini punya desain eksterior yang jelas menunjukkan dia sebagai perpustakaan. Seluruh dinding mukanya berupa deretan 22 punggung buku raksasa. Bangunan ini menjadi salah satu perpustakaan yang paling mengesankan di Amerika Serikat.

4. Perpustakaan Pantai, Australia

Pada 2010, IKEA, perusahaan multinasional yang merancang dan menjajakan perkakas siap-pasang, membangun rak buku luar-ruang terpanjang di dunia di Pantai Bondi dekat Sydney, Australia. Rak-rak itu dipenuhi dengan sekitar 6.000 buku.

5. Perpustakaan Hiu Manta, Thailand

Perpustakaan ini menyerupai hiu manta dan berada di komplek hiburan di resor Soneva Kiri di Koh Kood, Thailand. Dia dirancang oleh 24H, perusahaan arsitektur Belanda. Interiornya sama mengesankan seperti eksteriornya.

6. Perpustakaan Universitas Aberdeen, Skotlandia

Mungkin sulit untuk fokus pada isi buku Anda setelah melihat desain dari perpustakaan University of Aberdeen, Skotlandia, ini. Eksterior perpustakaan ini mengesankan. Menurut Johnson, perpustakaan ini dirancang untuk "cahaya berkilau siang hari dan cahaya lembut di malam hari", karena tangganya melingkar-lingkar ke atas dalam lekuk yang tak biasa.

7. Perpustakaan Gratis

Ada lebih dari 12.000 perpustakaan kecil gratis di seluruh dunia. Perpustakaan tersebut paling banyak terdapat di Amerika Serikat. Umumnya mereka berbentuk kotak kecil yang terbuat dari bekas kotak telepon.

8. Perpustakaan Luckenwalde, Jerman

Perpustakan ini memiliki bentuk yang unik dan dilapisi warna emas untuk menarik minat orang mengunjunginya. Perpustakaan ini merupakan bekas stasiun kereta api di Luckenwalde, Jerman. Bangunan ini dimaksudkan untuk memiliki peran ganda baik sebagai perpustakaan dan sebuah karya seni abstrak.

THE DAILY BEAST | YON DEMA | K

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iwan Kurniawan

Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus