Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Komunitas Indonesia's Sketchers, Berbagi Lewat Sketsa  

Tak cuma membuat sketsa secara langsung, dalam komunitas ini anggotanya bisa saling mengomentari hasil karya masing-masing.


21 April 2015 | 16.27 WIB

Workshop komunitas Indonesia Sketchers di Erasmus Huis, Jakarta, 15 April 2015. Indonesia Sketchers merupakan wadah berbagi cerita, pengalaman melalui karya sketsa langsung. TEMPO/Nurdiansah
Perbesar
Workshop komunitas Indonesia Sketchers di Erasmus Huis, Jakarta, 15 April 2015. Indonesia Sketchers merupakan wadah berbagi cerita, pengalaman melalui karya sketsa langsung. TEMPO/Nurdiansah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Komunitas Indonesia's Sketchers menggelar pelatihan di Erasmus Huis, Jakarta, pekan lalu. Para anggotanya tidak harus pelukis. Cukup orang-orang yang doyan gambar. 

Indonesia's Sketchers digagas Atit Dwi Indarty pada 2009. Atit, yang ingin belajar membuat sketsa, kemudian menggandeng Dhar Cedhar yang sudah tergabung dengan Urban Sketchers—komunitas pembuat sketsa yang anggotanya berasal dari banyak negara. 

Saat Dhar bergabung, komunitas yang dibentuk Atit ini baru memiliki anggota sekitar sebelas orang. Acara berbagi lewat media sosial membuat anggota komunitas terus tumbuh. Setelah enam tahun berdiri, kini dalam laman Facebook-nya, Indonesia's Sketchers mencatat ada lebih dari 13.500 anggota yang tersebar di 13 kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Bali, Malang, dan Surabaya. Pesertanya beragam, dari pelajar, ibu rumah tangga, pengusaha, hingga pekerja kantoran.

Tak ada batasan umur untuk bergabung dengan komunitas ini. Indonesia's Sketchers membuka pintu bagi siapa pun yang berminat untuk ikut dalam kelompok mereka. Akun Facebook komunitasnya selalu menginformasikan agenda rutin yang diselenggarakan tiap bulan. "Setiap acara nyeket bareng pasti ada peserta baru yang datang, tapi yang kemarin datang belum tentu besoknya ikut lagi," kata Donald Saluling, juru bicara Indonesia's Sketchers, seperti ditulis Koran Tempo, Ahad, 19 April 2015.

Jasmine Bunga, pelajar kelas IX sekolah menengah atas, merupakan salah satu anggota yang baru bergabung. Dia mengabadikan Gedung Kesenian Jakarta dan Kantor Filateli Jakarta lewat goresan pensil tanpa warna. Bersama peserta workshop Indonesia's Sketchers lainnya, Jasmine ramai-ramai nyeket di dua gedung yang letaknya tak jauh dari Monumen Nasional tersebut.

Tiga anggota senior Indonesia's Sketchers, Dhar Cedhar, Kris Wardhana, dan Nashir Setiawan, secara bergantian memberikan masukan untuk Jasmine. Banyak hal yang mereka komentari, dari soal penggunaan pensil dan penghapus, keberanian menarik garis, sampai komposisi gambar. 

Acara berbagi pengalaman itu berlangsung gayeng. Tak terkesan menggurui, meski Dhar, Kris, dan Nashir sudah berpengalaman. Dhar merupakan ketua pertama Indonesia's Sketchers. Sedangkan Kris dan Nashir adalah dosen di Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Tarumanagara, Jakarta Barat. Keakraban ini membuat anggotanya betah. "Bisa berbagi minat yang sama pasti lebih menyenangkan dibanding mengerjakan sendiri, sekalian belajar ilmu baru," kata Deddy Zhuang, arsitek yang bergabung dengan komunitas ini sejak 2013.

NUR ALFIYAH

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mohammad Reza Maulana

Mohammad Reza Maulana

Bergabung dengan Tempo sejak 2005 setelah lulus dari Hubungan Internasional FISIP UI. Saat ini memimpin desk Urban di Koran Tempo. Salah satu tulisan editorialnya di Koran Tempo meraih PWI Jaya Award 2019. Menikmati PlayStation di waktu senggang.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus