Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Kopi Gayo Sasar Pasar Uni Eropa

Selama ini, kopi dari wilayah Aceh Tengah dan Bener Meriah hanya populer di Amerika Serikat dan hanya sebagian kecil yang menembus pasar Eropa.

10 Mei 2015 | 04.30 WIB

Ilustrasi biji kopi. REUTERS/YT Haryono
Perbesar
Ilustrasi biji kopi. REUTERS/YT Haryono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO , Banda Aceh: Eksportir kopi Gayo mulai menyasar pasar Uni Eropa yang lebih luas. Selama ini, kopi dari wilayah Aceh Tengah dan Bener Meriah hanya populer di Amerika Serikat dan hanya sebagian kecil yang menembus pasar Eropa.

“Pangsa pasar kopi gayo selama ini lebih besar ke Amerika, sedangkan uni eropa walaupun ada masih relatif kecil,” kata Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 9 Mei 2015, usai pertemuan bersama Badan Investasi dan Promosi Provinsi Aceh.

Menurut Nasaruddin, Pemerintah Aceh Tengah sangat mendukung keikutsertaan kopi gayo dalam Expo di Gothenburg, Swedia. Pameran tersebut digelar pada 16 – 18 Juni 2015 mendatang, bertema Brafax World Coffee Expo. Nasaruddin mengatakan selain sebagai media promosi, ajang itu juga diharapkan langsung terjadi transaksi bisnis antara buyers dengan eksportir.”

Hal sama diungkapkan Bupati Bener Meriah, Ruslan Abdul Gani dalam mendukung keikutsertaan dalam expo di Swedia. “Kopi gayo itu unik karena dikelola secara organik, yang bilang unik bukan orang Gayo tapi orang luar, semua rasa kopi dunia ada di Gayo,” kata Abdul.

Seorang eksportir asal Aceh Tengah, Haji Rasyid, mengatakan kopi Gayo masih relatif kesulitan menembus pasar Uni Eropa khususnya negara-negara Skandinavia. “Sepertinya masih ada proteksi ekonomi, sehingga negara-negara Skandinavia mendapatkan kopi Gayo dari Jerman ataupun Belanda,” ungkap Haji Rasyid.

Kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh, Iskandar, mengatakan lembaganya sangat konsen untuk mempromosikan kopi gayo di pasar Eropa, sehingga negara-negara Skandinavia yang selama ini masih mendapatkan kopi Gayo dari Jerman dan Belanda, nantinya dapat langsung berhubungan dengan eksportir lokal.

Menurut Iskandar, Uni Eropa merupakan pasar kopi yang sangat menarik, karena 45 persen permintaan kopi dunia berasal dari negara-negara Uni Eropa. “Jumlah penduduk Uni Eropa mencapai 500 juta jiwa, dengan konsumsi kopi rata-rata perjiwa sebanyak 5 kilogram, sehingga sangat potensial untuk pasar kopi,” ujar Iskandar.

ADI WARSIDI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kodrat Setiawan

Kodrat Setiawan

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus