Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Mantap, Infrastruktur Indonesia Memadai untuk Distribusi Vaksin COVID-19

Vaksinolog menilai infrastruktur di Indonesia memadai untuk distribusi vaksin COVID-19. Simak penjelasannya.

21 November 2020 | 09.09 WIB

Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic
Perbesar
Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis penyakit dalam dan vaksinolog Dirga Sakti Rambe menyampaikan Indonesia memiliki infrastruktur yang memadai untuk proses distribusi vaksin hingga ke pelosok, termasuk vaksin COVID-19.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Perlu diketahui vaksin itu adalah produk biologis yang perlu disimpan dengan cara khusus karena sensitif terhadap suhu. Mayoritas vaksin disimpan pada suhu 2-8 derajat celcius, kecuali vaksin polio yang minus 20 derajat celcius. Sejak vaksin diproduksi sampai digunakan di rumah sakit dan puskesmas, transportasinya mesti terjamin suhunya. Dan jangan khawatir, kita sudah berpengalaman, kita sudah siap," ujar Dirga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam dialog bertema "Jalan Panjang Vaksin sampai ke Tubuh Kita", yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Jumat, 20 November 2020, itu Dirga mengatakan sistem rantai dingin yang menjadi salah satu unsur penentu kualitas vaksin juga sudah terbangun dengan baik, 97 persen sistem rantai dingin ini berjalan dengan baik jadi tidak perlu khawatir.

"Mulai dari pabrik sampai yang menerima di puskesmas, misalnya di Aceh atau Papua itu semua sudah siap," katanya.

Namun, ia meminta masyarakat bersabar hingga hasil uji klinik fase III selesai dan izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) keluar terlebih dulu, baru vaksin COVID-19 bisa beredar di Indonesia.

"Dari data itu nanti ketahuan, berapa besar efektivitas vaksin COVID-19. Setelah itulah produsen mengajukan izin edar ke BPOM. Jadi, kalau vaksin sudah mendapat izin edar dari BPOM itu sudah dipastikan keamanan dan efektivitasnya," papar Dirga.

Jika terdapat klaim tertentu dari efektivitas suatu vaksin, itu bisa terima sebagai infomasi. "Tapi efektivitas sesungguhnya kita terima nanti setelah proses uji klinik fase III selesai dilaporkan," kata Dirga.

Masyarakat tetap harus melakukan segala upaya untuk mencegah tertular COVID19 meskipun nantinya vaksin sudah beredar luas.

"Upaya 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) itu harus terus kita lakukan. Vaksin itu untuk melengkapi pertahanan tubuh karena perlindungannya spesifik. Semua ini kita upayakan agar pandemi ini bisa kita kendalikan," katanya.

Sementara itu, Juru Bicara Satgas COVID-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan untuk mempersiapkan vaksinasi COVID-19 di Indonesia, Kementerian Kesehatan telah melatih 7.000 dari 23.000 tenaga kesehatan (nakes) sebagai vaksinator.

"Dan pastinya, manajemen vaksin dan rantai dingin pun dengan cermat dipersiapkan," ujarnya.

*Ini merupakan konten kerja sama Tempo.co dengan #SatgasCovid-19 demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tegakkan protokol kesehatan, ingat selalu #pesanibu dengan #pakaimasker, #jagajarakhindarikerumunan, dan #cucitanganpakaisabun.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus