Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Bila berada di Provinsi Kepulauan Riau untuk menu sarapan ada dua jenis nasi bungkus yang umumnya ditemukan di lapak penjualan kue-kue atau sarapan di pagi hari. Yakni nasi dagang atau disebut juga nasi dogong, dan nasi lemak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nasi lemak mungkin sudah umum ditemukan. Di sejumlah kota di Sumatera, menu ini lumrah disajikan. Tapi nasi dagang?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nasi dagang merupakan menu khas sarapan di Kepri. Di Kepulauan Anambas disebut nasi dagang, sedangkan di Natuna dikenal sebagai nasi dogong. Isinya nasi plus olahan ikan tongkol.
Sebagai daerah yang lebih banyak laut daripada daratan, provinsi ini mempunyai hasil laut yang berlimpah, di antaranya ikan tongkol.
Olahan nasi ini cukup sederhana. Yakni nasi yang diberi bumbu, kemudian diberi tongkol kuah kari. Porsi kecil, jadi kurang nendang kalau hanya makan satu buah. Ukurannya setali tiga uang lah dengan nasi kucing Jogja.
Nasi dagang, kuliner khas Kepulauan Riau yg biasa disantap untuk sarapan. TEMPO/Rita Nariswari
Disebut nasi dagang, karena dulu menjadi bekal orang kampung untuk pergi berdagang. Uniknya, orang tua jaman dulu menggunakan sendok dari daun pisang juga yang disobek dari bagian ujung bungkus nasi dagang tersebut.
Di Kepulauan Anambas, jenis nasi dagang dengan bungkus daun pisang ini bisa ditemukan di kedai-kedai kopi atau lapak penjual makanan di dekat pasar.
Baca Juga:
Di Ranai, Kabupaten Natuna, nasi dogong, bisa didapat di kedai-kedai penjual kue di pasar. Harga satuannya cukup murah, hanya Rp 3.000. Jenis nasi dagang pun banyak dijual juga di Tanjungpinang.
Akhir tahun lalu, bahkan di ibukota Kepri ini digelar Festival Nasi Dagang untuk mendorong wirausaha pada kaum ibu. Karena nasi dagang tergolong kuliner yang disukai masyarakat dan wisatawan.
Bagi yang tengah berkunjung ke Kepri, biar tidak penasaran, coba lah memulai hari dengan menu nasi dagang. Simpel tapi cukup lah untuk sarapan.
RITA NARISWARI