Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan ini, istilah mixology banyak digunakan pengusaha bar dan pub untuk mempromosikan minuman cocktail yang dijajakan. Banyak yang menilai terminologi mixology tidak lebih dari sekadar jargon komersial.
Padahal, untuk menjadi seorang mixologist, dibutuhkan pendidikan khusus guna mendapatkan ilmu dan gelarnya. Berbeda dengan bartender yang bisa dipelajari siapa saja tanpa harus melalui akademi meracik minuman, mixology.
Karena itu, saat ini, semakin banyak akademi pariwisata dan perhotelan yang membuka program pendidikan khusus mixology untuk mencetak para mixologist profesional yang andal. Salah satunya Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung.
Baca: Pelecehan Seksual Efek Kekuasaan? Ini Jawaban Ahli
Ketua Mixology STP Bandung Kevin Cristian mengatakan, di STP Bandung, ada program studi food and beverage management, yang mempelajari tata layan restoran dan hotel. "Di dalamnya, kami memiliki kegiatan mahasiswa berupa komunitas Enhai Bartender Club," katanya.
Di klub tersebut, mahasiswa diminta mengembangkan ilmu di bidang minuman, selain bekal ilmu yang didapatkan selama belajar di food and beverage management. "Di klub, kami mewadahi mahasiswa baru untuk mengetahui produk-produk apa saja yang dijual di bar dan seperti apa operasionalnya," ujarnya.
Menurut Kevin, dunia mixology di STP Bandung dimajukan klub yang berdiri sejak 1993 itu. Pada 2015, klub itu mulai mengadakan kompetisi tahunan mixology untuk mendorong mahasiswa berinovasi meracik berbagai minuman. Kebetulan, mahasiswa STP Bandung sudah banyak yang mengikuti kompetisi mixology di Bali, Yogyakarta, dan Jakarta. Melihat hal itu, Kevin berpikir untuk membuat kompetisi mixology di Bandung.
Antusiasme peserta kompetisi ini semakin banyak sejak 2015. Pada tahun pertama, kata Kevin, dia mengambil tema aspek mixology atau cara meracik minuman saja untuk dilombakan. "Pesertanya pun hanya dari kalangan Jawa Barat dan Jabodetabek," ucapnya.
Tahun berikutnya, tim mengembangkan kompetisi dari segi mixology dan flaring dengan menambah lingkup kepesertaan hingga seluruh Indonesia. Jumlah pesertanya terus meningkat. "Pada 2015, hanya 23 orang. Tahun berikutnya ada kategori flaring, pesertanya 24 orang, kategori mixology untuk profesional 22 orang, dan kategori mixology untuk mahasiswa 11 orang," tuturnya.
Baca: Nama dan Foto Mantan Kahiyang Ayu Beredar, Ini Komentar Psikolog
Tahun ini, kata Kevin, jumlah peserta memang semakin sedikit. Di kategori flaring hanya ada 16 orang dan mixology ada 18 orang. "Namun para peserta tahun ini lebih profesional dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena kami juga mendatangkan juri-juri yang lebih profesional," katanya.
Menurut Kevin, mixologist profesional bisa membuka peluang lapangan pekerjaan yang lebih baik. "Setiap tahun, di STP Bandung selalu ada grand recruitment untuk menghubungkan para bartender atau mixologist lokal ke jaringan-jaringan hotel internasional yang sedang membutuhkan bartender," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini