Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Novel Pulang karya penulis Leila S. Chudori akan diterbitkan dalam bahasa Jerman oleh Weidle Verlag, penerbit yang berpusat di Bonn dan Berlin, Jerman. Pulang yang sedang diterjemahkan Sabine Mueller akan berjudul Pulang atau Heimkehr nach Jakarta.
Stefan dan Barbara Weidle, penerbit Weidle Verlag, tengah mengunjungi Indonesia untuk melihat tempat-tempat yang disebut dalam novel Pulang, di antaranya Jakarta, Solo, dan Yogyakarta pada 7-20 April 2015. Tempo bertemu dengan Stefan dan Barbara Weidle ketika singgah di Yogyakarta, Jumat, 17 April 2015.
“Weidle Verlag akan mulai mencetak novel Pulang di Jerman setidaknya 3.000 kopi pada Juli 2015,” kata Stefan di Hotel Eclipse Yogyakarta, Jumat, 17 April 2015.
Barbara Weidle telah melakukan penandatanganan kontrak buku di stan Indonesia di Leipzig Book Fair, Leipzig, Jerman, Sabtu, 14 Maret 2015. Ketua Komite Nasional Indonesia Program Guest of Honour Frankfurt Book Fair 2015 Goenawan Mohamad telah bertemu Barbara untuk menandatangani kontrak itu.
Leipzig Book Fair adalah pameran buku terbesar kedua di Jerman. Indonesia ikut serta dalam pameran buku Leipzig untuk menyambut negara ini sebagai Guest of Honour pada Frankfurt Book Fair, yang akan dihelat pada Oktober 2015. Pulang akan melengkapi koleksi buku Indonesia sebagai tamu kehormatan dalam ajang pameran buku bergengsi itu.
Barbara menyatakan Weidle tertarik menerbitkan Pulang karena novel ini menggambarkan kombinasi sejarah Indonesia dan trauma yang dialami orang-orang yang terlibat dalam peristiwa 1965. Barbara berpandangan Pulang merupakan literatur sastra yang menarik. Novel ini kuat karena penulis memulai dengan risetnya. “Pembaca bisa banyak belajar tentang sejarah, orang dalam pengasingan di luar negeri, dan makanan. Cerita disajikan dengan cara menghibur,” ujar Barbara.
Barbara dan Stefan mengetahui novel Pulang dari novel terjemahan bahasa Inggris yang diterbitkan Yayasan Lontar di Indonesia. Karya peraih Khatulistiwa Literary Award itu memotret kerinduan para eksil terhadap keluarga mereka di Indonesia. Tokoh utamanya adalah Dimas Suryo, wartawan di kantor berita Nusantara yang tidak bisa pulang ke Indonesia karena terdaftar sebagai orang yang dicari pemerintah. Ide penulisan novel muncul ketika penulisnya berkeliling Eropa dan bertemu dengan para eksil pada 1988.
SHINTA MAHARANI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini