Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Pentingnya Vitamin C untuk Tangkal Radiasi Sinar Matahari

Vitamin C dipercaya berdampak baik untuk menangkal radiasi sinar matahari. Simak penjelasan dokter kulit.

24 Oktober 2019 | 12.20 WIB

Ilustrasi wanita santai sambil berjemur sinar Matahari. Dan Kitwood/Getty Images
Perbesar
Ilustrasi wanita santai sambil berjemur sinar Matahari. Dan Kitwood/Getty Images

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Cuaca panas belakangan menyergap banyak tempat di Indonesia dan sinar matahari terasa begitu terik. Sinar matahari memiliki tiga jenis radiasi, yakni ultra violet A (UVA) dengan gelombang panjang, ultra violet B (UVB) dengan gelombang pendek, dan ultra violet C (UVC) dengan gelombang sangat pendek. Semakin pendek gelombang, semakin besar tingkat radiasi yang bisa merusak kulit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Jadi, di antara semua sinar ultra violet, UVC adalah yang paling merusak kulit. Untungnya, lapisan ozon bumi mampu menghalau sinar UVC sehingga hanya sinar UVA dan UVB yang menembus ke bumi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Untuk mudahnya, bayangkan sinar UVA sebagai UVAging dan UVB sebagai UVBurning. Jika terpapar sinar matahari terlalu lama, UVA akan menembus lapisan kulit lebih dalam dan dapat menyebabkan penuaan kulit berupa keriput dan noda hitam," kata dermatolog dr. Nana Novia Jayadi, Sp.

Lalu, jam berapa sinar UVA dan UVB bisa membuat kulit gosong? "Secara umum, radiasi UVA dan UVB pada kulit paling tinggi terpapar pada rata-rata jam 11.00 sampai jam 14.00," jelas Nana.

Ilustrasi vitamin C (Pixabay.com)

Apalagi, secara klinis jenis kulit orang Indonesia masuk dalam kategori phototype antara nomor IV dan V. Artinya, kulit orang Indonesia memang kaya zat pewarna kulit atau melanin.

"Oleh karena itu kulit lebih mudah menggelap saat terpapar sinar matahari," katanya.

Paparan sinar UVA yang ekstrem bahkan bisa menyebabkan kanker. "Dan, terpapar sinar UVB terlalu lama akan membakar kulit dan memengaruhi melanin, sehingga mengakibatkan kulit yang lebih gelap," tambahnya, meski pembentukan vitamin D pada tubuh adalah hasil paparan sinar matahari yang mengandung sinar UVB.

Kondisi semakin diperparah dengan polusi, keringat, debu, dan kotoran yang kemudian memicu munculnya noda hitam pada kulit. Di bawah satu noda hitam yang kecil tersebut, terdapat jutaan sel pigmen yang rusak.

"Oleh karena itu, untuk mencegah kerusakan sel-sel pigmen akibat sering terpapar sinar matahari, maka penggunaan Vitamin C secara topikal (langsung pada kulit) dapat menjadi pilihan. Vitamin C adalah zat antioksidan yang teruji aman dan efektif untuk mencerahkan kulit dan menyamarkan noda hitam," ujarnya.

Vitamin C berfungsi untuk mencegah pembentukan melanin yang terlalu banyak secara aman dan efektif agar warna kulit tidak semakin gelap.

"Dengan pemakaian teratur, secara perlahan kulit akan tampak makin cerah sesuai warna kulit kita masing-masing. Noda hitam juga dapat disamarkan," katanya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus