Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Penyebab Akik Ani Yudhoyono Bisa Berharga Miliaran Rupiah  

Pencinta akik, Suwandi Gazali, mengatakan harga akik gambar bernilai sangat tinggi karena tidak ada dua akik gambar.

17 Februari 2015 | 07.35 WIB

batu koleksi Ani Yudhoyono by instagram
Perbesar
batu koleksi Ani Yudhoyono by instagram

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ibu Negara, Ani Yudhoyono, mengoleksi tiga akik yang ia pamerkan di jejaring sosial Instagram beberapa waktu lalu. Akik itu bukan akik sembarangan. Itu adalah jenis akik bergambar atau pictorial agate. Akik-akik yang disebut sebagai “koleksi istimewa” itu memang memiliki gambar berupa tulisan Allah dan bendera Merah Putih.

Menurut pecinta akik, Suwandi Gazali, 40 tahun, harga akik gambar seperti itu bernilai sangat tinggi. Sebab, tidak ada dua akik gambar di dunia ini yang memiliki kesamaan dan kemiripan gambar yang terpatri secara alamiah pada permukaan atau di dalam batu tersebut.

“Apalagi kalau gambar yang terbentuk sangat mirip dengan obyek yang ditentukan. Misalnya, tulisan Allah, atau menyerupai sosok tokoh seperti Yesus, Bunda Maria, dan Dewi Kwan Im,” ujar Suwandi, pimpinan majalah bulanan Indonesian Gemstone.

Seorang kolektor, Daniel Krisna, misalnya, membanderol akik yang dikatakannya bergambar Nyai Roro Kidul seharga Rp 5 miliar. Pelukis kelahiran Ngawi, Jawa Timur, 15 Oktober 1968, ini memamerkan koleksi kesayangannya itu dalam Pesta Batu Akik di Pasar Kita Pamulang, Tangerang Selatan, pada September tahun lalu.

"Keunikan pictorial agate ini adalah tidak ada campur tangan manusia dalam membuat lukisan. Ini benar-benar God’s hands," ujar Suwandi, yang ditemui di kantornya di Bogor dua pekan lalu. Menurut dia, tak ada orang atau institusi resmi seperti laboratorium yang bisa mengesahkan tafsiran gambar yang terdapat pada akik. Penentuan gambar menjadi hak penemu atau penjual akik itu sendiri.

Sudah pasti tidak semua setuju dengan penafsiran tersebut. Contohnya, jika pemilik menyatakan akiknya bergambar Sun Go Kong (raja monyet dalam novel Perjalanan ke Barat karya Wu Cheng-en), boleh jadi di mata orang lain hanya mirip monyet biasa. "Pada umumnya, untuk menguji kemiripan gambar dengan obyek tertentu, pemilik akik menanyakannya kepada anak kecil. Kalau anak kecil tidak bisa melihat gambar yang dimaksud, artinya memang gambarnya tidak jelas," kata Suwandi.

Nilai akik gambar yang fantastis itu, menurut Suwandi, karena memang tidak ada standar harganya. "Transaksi bisa terjadi jika ada kesepakatan antara pembeli dan penjual. Ini, kan, barang koleksi. Jadi semaunya saja memasang harga. Syukur-syukur ada yang mau beli," kata Suwandi.

Soal realistis atau tidaknya harga itu berpulang pada calon pembeli. Yang pasti, kata Suwandi, pemain akik gambar adalah pencinta akik yang tingkatannya bukan lagi pemula.

DODY HIDAYAT | DIAN YULIASTUTI


 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yosep Suprayogi

Yosep Suprayogi

Alumnus jurusan Biologi IPB University. Memulai karier wartawan di harian Republika lalu bergabung dengan Tempo pada 2001 dan pensiun pada 2024

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus