Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Saran Psikiater buat Penderita Insomnia dan Stres Ringan

Psikiater mengungkapkan cara praktis mengatasi distress (jenis stres negatif) yang berujung insomnia dengan mengatur napas dan berusaha rileks.

22 September 2021 | 19.57 WIB

Wanita mengalami susah tidur atau insomnia. Freepik.com/Jcomp
Perbesar
Wanita mengalami susah tidur atau insomnia. Freepik.com/Jcomp

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis kedokteran jiwa Universitas Airlangga Surabaya, dr. Nur Azizah AS., Sp.KJ, mengungkapkan cara praktis mengatasi distress (jenis stres negatif) yang kadang berujung insomnia adalah dengan mengatur napas dan berusaha rileks.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Atur napas dengan cara ambil napas panjang dari hidung, keluarkan pelan-pelan lewat mulut, diulang berkali-kali sambil yakinkan otak semua baik-baik saja. Itu cara praktis mengatasi distress, dengan cara relaksasi. Ambil posisi paling nyaman kemudian silakan rileks," ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) itu mengatakan teknik ini juga membantu meredakan ketegangan otot, membuat napas serta detak jantung menjadi lebih teratur sehingga kondisi penderita bisa lebih baik.

Pengaturan pola napas juga bermanfaat bagi orang dengan insomnia atau sulit tidur. Cara lain, penderita juga sebaiknya menghindari tidur siang karena jumlah tidur seperti yang disarankan para pakar kesehatan diatur dalam satu hari, bukan hanya malam. Umumnya orang dewasa butuh sekitar 7 jam tidur dalam 24 jam.

Tidur sendiri merupakan sebuah usaha, tindakan dan perilaku yang membutuhkan persiapan, sama halnya seperti bepergian ke suatu tempat. Azizah menyarankan penderita insomnia melakukan sejumlah hal sebelum tidur, seperti membersihkan diri, menjauhkan benda yang mengganggu tidur seperti ponsel, dan berdoalah.

"Siapkan lingkungan seperti tempat tidur, lampu, kamar tidur untuk tidur, bukan untuk yang lain," ujarnya.

Di sisi lain, insomnia terkadang merupakan gangguan tidur primer tanpa ada gangguan fisik atau psikologis. Tetapi, apabila insomnia yang dirasakan akibat distress kemudian disertai terganggunya aktivitas sehari-hari lain, maka Azizah menyarankan agar penderita berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.

"Dilihat dulu apa pure isomnia atau bagian gejala dari diagnosis tertentu. Kalau misalnya dia insomnia karena depresi, maka pengobatannya pada depresi, kecemasann," tuturnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus