Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO , Jakarta: Beberapa pekerja kantoran sedang asyik bermain bola sodok. Lengan kemeja mereka digulung dan ujung kemejanya dikeluarkan. Di sudut lainnya, beberapa wanita sedang berteriak histeris sambil bermain dart. Rupanya mereka gemas karena dart yang dilemparkan tidak mengenai sasaran. Itu hanya sebagian dari suasana The Playroom di Ruko Cordoba Blok F, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. "Konsepnya memang lebih mirip ruang bermain sekaligus tempat nongkrong," ujar Helmi Winardi, manajer yang kebetulan bertugas saat kami mampir ke tempat itu, Kamis lalu.
Dari pilihan menu, mereka menyuguhkan lebih banyak minuman beralkohol, dari wiski hingga wine. "Untuk menu makanan, memang masih kami rancang," kata Helmi. Itu sebabnya, khusus untuk menu hidangan, mereka hanya mencetaknya di kertas berukuran A4.
Menu pertama yang datang siang itu adalah Angry Birds. Sesuai dengan namanya, menu ini memang terinspirasi oleh game terkemuka Rovio, perusahaan asal Swedia. Bentuknya bulat, mirip karakter burung dalam permainan elektronik itu. Sebenarnya Angry Birds dibuat dari sayap ayam yang dipisahkan dari tulangnya.
Angry Birds disajikan dengan saus masam plus rajangan halus bawang bombai. Saus ini membuat bola-bola ayam tadi melekat pada piring saji yang dipercantik dengan irisan jeli warna putih dan ungu. Rasanya seperti makan nugget ayam. Bedanya, nugget ini disajikan dengan saus sambal manis pedas ala Playroom.
Kami juga mencicipi Cut The Rope. Sebelumnya, salah seorang pramusaji memberi tahu bahwa menu ini ada kemungkinan sudah habis dipesan. Untungnya, setelah mengecek di dapur, pramusaji tadi memastikan kami bisa memesan Cut The Rope. Lagi-lagi nama menu ini mengadopsi judul permainan digital populer.
Cut The Rope sebenarnya hanya spageti bertabur bubuk oregano dan daun basil plus escargot, atau yang lebih dikenal sebagai siput darat di Indonesia. Jika spageti dari Italia, escargot justru lebih dikenal dalam kuliner Prancis dan Spanyol. Hanya, saat memakannya, semburat warna kehijauan dari tomat yang digunakan dalam tumisan spageti mengingatkan Anda pada ikon permainan Cut The Rope, yang memang mirip siput, tapi berkulit hijau.
Pengolahan siput dalam Cut The Rope menjadi penting dalam menu ini. Salah olah sedikit saja, siput tadi bisa membuat Anda merasa mual. Siput itu harus diberi taburan daun parsley dan mentega bawang untuk menghilangkan bau amis yang bisa saja timbul.
Siput sebenarnya jarang menjadi menu utama. Di Spanyol dan Prancis, escargot adalah menu pembuka yang biasanya dihidangkan dalam nampan berisi enam hingga selusin siput dengan tusuk gigi khusus. Spageti bertabur escargot sepertinya menu yang agak jarang di Jakarta. Tapi Playroom harus sedikit memperbaiki pengolahan daging siput itu.
Sebab, kami masih bisa mencium bau amis dari siput tersebut setelah lima kali kunyah. Proses yang lebih baik atau taburan bumbu yang lebih banyak seharusnya bisa menjadi siasat untuk masalah ini. Tentu tidak semua orang bisa berkompromi soal bau amis.
Menu ketiga yang datang ke meja kami adalah Pork Belly Supreme. Yang satu ini adalah piza berukuran 12 inci dengan taburan perut dan irisan daging babi. Perut babi yang berwarna kehitaman punya rasa agak sedikit pahit dan gurih penuh lemak. Sebagai penyeimbang, mereka membuat roti piza yang sangat renyah.
Teksturnya mirip biskuit kentang Canasta yang populer pada era 1990-an. Uniknya, mereka tidak memotong pizanya menjadi sama besar. Sebaliknya, beberapa potong terlihat sangat besar untuk dinikmati sendirian. Tekstur piza Playroom sebenarnya terinspirasi piza otentik ala Italia yang dibakar di tungku kayu. Contohnya, seperti yang dilakukan oleh resto Barboni Pizza yang belakangan buka di salah satu mal di Jakarta Selatan.
Hanya, piza yang terlalu tipis kadang membuat sebagian pengunjung merasa kurang kenyang. Itu sebabnya, banyak resto piza di Jakarta yang berlomba-lomba menebalkan rotinya. Tapi, di Playroom, mereka tidak melakukan itu.
Untuk minuman, siang itu kami memesan Kiwi Heaven dan Playroom Ice Tea. Kiwi Heaven terdiri atas jus kiwi dengan tekstur yang lebih kental seperti puree--sebutan untuk sari buah lengkap dengan ampas--bersoda. Rasanya masam, tapi segar. Sedangkan Playroom Ice Tea merupakan es teh markisa ditambah dengan sirop manis.
Playroom sebenarnya belum dibuka secara resmi. "Kami masih soft opening sejak Desember 2014," kata Helmi. Mereka baru akan beroperasi penuh pada pertengahan pada Maret ini. Playroom bakal terdiri atas dua lantai. Untuk sementara, lantai paling atas belum bisa digunakan. Tempat ini juga ternyata cukup ramai untuk sebuah tempat nongkrong yang dibuka sejak siang hari. Meja-mejanya tidak pernah kosong terlalu lama.
SUBKHAN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini