Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Generasi milenial lahir mulai 1980 hingga awal 2000. Mereka sangatlah fasih teknologi karena lahir serta dibesarkan dengan Internet dan alat elektronik canggih.
Perilaku orang tua yang kerap memanjakan anak, menganggap anak selalu spesial dibanding orang lain, rupanya tidak akan mendidik anak generasi milenial yang tahan uji. Kenapa?
Dosen dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Ivan Sudjana, mengatakan generasi milenial tumbuh ketika orang tua menghayati bahwa setiap individu berbeda, sehingga harus ditangani berbeda.
“Banyak orang tua yang memandang anak spesial, padahal kualitas anak belum nomor satu. Seharusnya orang tua bisa mengkritik secara positif, jangan membohongi,” kata Ivan dalam diskusi Forum Ngobras di Jakarta belum lama ini.
Pada kesempatan yang sama, Anton Wirjono, Founder Brightspot Market dan The Goods Dept, menjelaskan, ada keunikan dari perilaku generasi milenial. Sebaiknya, orang tua harus mencari tahu apa kemampuan yang dimiliki anak.
Melihat karakteristik generasi milenial, Ivan menyarankan hendaknya bisa dijadikan momentum bagi generasi sebelumnya, termasuk orang tua, untuk me-review kembali cara berpikirnya dan tidak melihat generasi milenial hanya sebagai ancaman.
“Sebisa mungkin menjadi sumber inspirasi bagi mereka, karena sudah terbukti bahwa generasi milenial akan mengikuti siapa saja yang bisa menginspirasi,” ucap Ivan.
Bagi orang tua, ujar Ivan, sebaiknya jangan terlalu memanjakan dan menggagap anak mereka spesial. “Fokuskan saja pada kemampuan anak yang paling menonjol dan jujur bahwa anak memiliki kualitas yang tidak nomor satu,” tuturnya.
TABLOIDBINTANG.COM
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini