Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Gunung Fuji Jepang Mengalami Overtourism, Lalu Lintas Pendaki Macet

Peningkatan pengunjung yang dramatis di Gunung Fuji menyebabkan polusi, masalah keamanan, dan isu pembatasan akses.

13 September 2023 | 19.44 WIB

Gunung Fuji Jepang (Pixabay)
Perbesar
Gunung Fuji Jepang (Pixabay)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Fuji yang ikonik di Jepang sedang menghadapi masalah kunjungan wisata yang berlebihan atau overtourism. Peningkatan pengunjung yang dramatis ini bisa menyebabkan polusi, masalah keamanan, dan isu pembatasan akses.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pejabat prefektur Yamanashi, salah satu akses ke Gunung Fuji, menggambarkannya seolah-olah puncak gunung yang populer di dunia itu sedang "menjerit".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Overtourism menyebabkan kemacetan lalu lintas pejalan kaki menuju gunung setinggi 3.776 meter di atas permukaan laut itu. “Wisata yang berlebihan juga menimbulkan banyak risiko, termasuk keselamatan para pendaki,” jelas Masatake Izumi, pejabat prefektur Yamanashi.

“Misalnya, jika banyak orang terjebak dalam kemacetan lalu lintas manusia di bawah puncak, maka dapat terjadi benturan, jatuh, atau batu yang berjatuhan, yang dapat mengakibatkan kecelakaan serius. Ini adalah kemungkinan yang sangat mengkhawatirkan bagi kami," dia menambahkan. 

Selain itu, beberapa pendaki tidak siap melakukan pendakian berat yang menyebabkan peningkatan permintaan penyelamatan. Bahkan ada yang hanya mengenakan pakaian tipis dan terlihat sakit saat mendaki. 

UNESCO mengakui pentingnya agama dan budaya Gunung Fuji sehingga menetapkannya sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia pada 2013. Namun, peningkatan pengunjung bisa menimbulkan masalah di tempat itu. 

Jumlah pengunjung meningkat lebih dari dua kali lipat dari 2012 hingga 2019, mencapai 5,1 juta di prefektur Yamanashi saja, tempat sebagian besar pendaki memulai perjalanan mereka. Bus wisata terus menerus membawa wisatawan asing ke stasiun pangkalan, sehingga menimbulkan konflik dengan status suci gunung tersebut.

Pembatasan pengunjung

Para pejabat sedang mencari langkah-langkah untuk mengatasi kepadatan pengunjung dan pelanggaran etika di lokasi yang paling sering dikunjungi di Jepang, termasuk Gunung Fuji.

Pihak berwenang telah mempertimbangkan langkah-langkah pengendalian massa, namun pengumuman tersebut hanya menyebabkan penurunan jumlah pengunjung.

Meskipun jumlahnya diperkirakan akan sedikit menurun pada 2023, diperkirakan akan terjadi peningkatan kembali pada 2024, terutama dari wisatawan Tiongkok yang selama tiga tahun ini banyak yang tidak dapat bepergian ke luar negeri karena pandemi. 

EURONEWS | CBS NEWS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus