Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Delay pesawat terkadang membuat jadwal liburan yang telah disusun rapi menjadi berantakan. Membayangkan sudah bisa asyik bersantai di tempat liburan, bisa berubah menjadi jengkel menunggu kepastian keberangkatan penerbangan. Seperti Scott Cunlifffe yang menuliskan pengalamannya di akun Facebook, terpaksa menunggu 24 jam di Sorong, Papua Barat, 24 Desember 2017 akibat delay pemberangkatan pesawat.
Ada banyak cara melewatkan kejenuhan dan kejengkelan karena penantian selama 24 jam di Sorong, Papua Barat, berikut di antaranya?
1. Bersantai di Pantai Tanjung Kasuari
Pantai Kasuari biasanya dijadikan tempat singgah para traveller sebelum menuju ke Kepulauan Raja Ampat. Pantai pasir putih ini ramai dikunjungi pelancong terutama pada hari libur. Pantai yang bersih dan banyak pepohonan tinggi ini membuat suasana teduh pada siang hari. Di pantai tersebut pengunjung bisa berenang dan menikmati sejuk udara serta airnya yang jernih.
2. Menyusuri Tembok Berlin Sepanjang Pantai
Menyusuri jalan sepanjang pantai adalah alternatif menghilangkan jenuh di sana. Anda bisa mencari tempat penjual roti abon gulung, makanan khas Sorong. Antara Jalan Raya Yos Sudarso dan pantai biasanya ada pembatas berupa tembok.
Tembok pembatas jalan dan pantai inilah warga setempat menyebut Tembok Berlin. Pada sore hari menjadi tempat masyarakat, terutama anak-anak muda menikmati senja atau sunset. Di sini juga tersedia aneka seafood yang dijajakan di sepanjang tepi jalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
3. Menjajal Kuliner Sepanjang Jalan Ahmad Yani
Di sepanjang Jalan Basuki Rahmat Kota Sorong, banyak penjaja kuliner dari coto sampai sup ikan. Kawasan ini sebagai pusat belanja karena terdapat berbagai toko, mini market, serta supermarket. Di sini juga tersedia tempat hiburan seperti karaoke.
4. Selfie Berlatar Pagoda Sapta Ratna Umat Buddha
Wihara Buddha Jayanti Kota Sorong memiliki bangunan Pagoda Sapta Ratna. Dibangun pada tahun 1992, semula dimaksudkan sebagai tempat penyimpanan abu jenazah umat Buddha, kini juga bisa dijadikan tempat latar belakang berfoto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini