Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Tulou, Rumah yang Memberi Rasa Aman dari Para Bandit

Orang-orang Hakka berimigrasi ke wilayah Fujian. Sebagai minoritas mereka membangun tulou, rumah benteng untuk berlindung dari serangan bandit.

10 September 2020 | 20.07 WIB

Tulou di Distrik Yongding di Provinsi Fujian, Cina. Foto: CFP/CGTN
Perbesar
Tulou di Distrik Yongding di Provinsi Fujian, Cina. Foto: CFP/CGTN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Di jantung bagian selatan Provinsi Fujian, terdapat sekelompok desa mikro mandiri. Dari angkasa, permukiman di desa itu berbentuk donat-donat yang saling berdekatan. Itulah tulou, sebutan untuk rumah-rumah orang Hakka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Berbentuk seperti donat, rumah-rumah itu terdiri dari beberapa lantai. Memungkinkannya berfungsi sebagai benteng dan rumah tinggal sekaligus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Orang Hakka, meskipun berasal dari Cina tengah, telah bermigrasi selama 1.000 tahun terakhir ke daerah pegunungan di Cina Selatan. Dinukil dari Atlas Obscura, sebagai kelompok minoritas yang lebih kecil, orang Hakka membutuhkan perlindungan dari perampok dan bahaya lain di wilayah baru.

Untuk perlindungan dan sekaligus menciptakan komunitas yang kuat, mereka mengembangkan gaya rumah yang dapat menampung seluruh komunitas. Dengan bahasa dan budaya unik mereka sendiri, Hakka perlu menciptakan desa aman mereka sendiri di Selatan.

Dengan pertimbangan keamanan, membangun dinding yang dilapisi tanah liat setebal 1,8 meter dan dibentuk menjadi lingkaran. Setelah membangun lingkaran luar yang besar dengan satu pintu besar, mereka membangun interior desa kecil mereka yang baru. Satu tulou mewakili satu klan yang mandiri. Rumah-rumah itu melingkar menghadap ke dalam, ke area halaman utama.

Satu tulou, menampung hingga 80 keluarga seluas 40.000 meter persegi. Sebagai bangunan yang dapat dipertahankan dengan sempurna, banyak bangunan itu bertahan selama berabad-abad, selamat dari  serangan bandit dan gempa bumi. Cluster yang paling terkenal adalah cluster Fujian Tulou, di desa Tianluokeng.

Dijuluki "raja tulou" karena ukurannya yang besar, Chengqi Lou telah berdiri di Desa Gaobei selama lebih dari 300 tahun. CFP/CGTN

Cluster di Tianluokeng berpusat di sekitar bangunan persegi, dibangun pada tahun 1796 dan dikelilingi oleh desa-desa khas tanah liat. Ada total lima bangunan yang terpelihara dengan baik dan merupakan bagian dari Situs Warisan Dunia UNESCO.

Lebih dari 35.000 bangunan yang dipenuhi tanah masih ada di seluruh Fujian dan Guangdong, dan dapat dilihat serta dikunjungi.

Menurut laporan CGTN, tulou memiliki lima hingga enam lantai, beberapa dari bangunan ini cukup besar untuk menampung 800 orang. Di wilayah Yongding terdapat tulou bundar terbesarnya - Chengqi Lou.

Dijuluki "raja tulou" karena ukurannya yang besar, Chengqi Lou telah berdiri di Desa Gaobei selama lebih dari 300 tahun. Bangunan empat lantai ini memiliki 288 ruangan, dengan diameter lingkar luar melebihi 60 meter. 

Selama bertahun-tahun, penduduk setempat berhasil menjaga tradisi tulou tetap hidup, dan membuat sektor pariwisata berkembang pesat. Menurut laporan pemerintah daerah, Yongding menerima total 11,82 juta wisatawan pada 2019, menghasilkan pendapatan pariwisata sebesar 13,46 miliar yuan (US1,96 miliar).

Bagian dalam tulou, menghadap ke halaman utama. CFP/CGTN

Pada akhir 2019, pemerintah Yongding mengumumkan bahwa keempat kotapraja dan 54 desa telah dientaskan dari kemiskinan. Sebanyak 204 proyek pengentasan kemiskinan di kabupaten tersebut telah berhasil membantu 74,5 persen masyarakat miskin, agar pendapatannya meningkat.

ATLAS OBSCURA | CGTN

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus