Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hukum

Berita Tempo Plus

Adu Tembak Janggal Dua Ajudan

Sejumlah kejanggalan menyelimuti kematian Brigadir Yosua. Tiga telepon selulernya raib.

16 Juli 2022 | 00.00 WIB

Polres Metro Jakarta Selatan menggelar olah TKP kasus polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir Novriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta,  13 Juli 2022/TEMPO/Subekti.
Perbesar
Polres Metro Jakarta Selatan menggelar olah TKP kasus polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir Novriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta, 13 Juli 2022/TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Tak ada tetangga yang mendengar bunyi adu tembak Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat dengan Bhayangkara Dua Richard Eliezer.

  • Polisi sempat melarang keluarga melihat jenazah Brigadir Yosua.

  • Brigadir Yosua sempat menjadi orang kepercayaan Ferdy Sambo.

RUMAH Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak di Kampung Bahar, Kecamatan Sungai Bahar, Muarojambi, Jambi, mendadak riuh pada Sabtu malam, 9 Juli lalu. Meski pasangan suami-istri itu masih dalam perjalanan dari Padang Sidempuan, Sumatera Utara, menuju Sungai Bahar, rumah mereka dipenuhi keluarga dan personel Markas Besar Kepolisian RI yang membawa peti mati berisi jenazah Nofriansyah Yosua Hutabarat, yang populer sebagai Brigadir Yosua.

Sehari sebelumnya, Jumat, 8 Juli lalu, Yosua, 27 tahun, meninggal di rumah dinas Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Inspektur Jenderal Ferdy Sambo. Jenazah anak Samuel dan Rosti itu diterbangkan menggunakan pesawat dari Jakarta menuju Jambi pada Sabtu pagi. Pihak keluarga meminta polisi menyerahkan langsung peti jenazah itu kepada orang tua Yosua.

Pada Sabtu tengah malam, Samuel dan Rosti akhirnya tiba. Tangis keluarga pun pecah. Dalam acara serah-terima jenazah, para polisi menolak membuka peti. Rosti makin histeris sambil meminta agar peti dibuka. “‘Buka, buka, buka,’ kata kakakku,” ujar Rohani Simanjuntak, adik Rosti, pada Senin, 11 Juli lalu. Setelah terjadi percakapan antara pihak keluarga Yosua dan polisi, akhirnya disepakati peti jenazah hanya dibuka setengah badan.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Linda Trianita

Linda Trianita sedang menempuh Magister Kebijakan Publik di Universitas Indonesia. Alumni Executive Leadership Program yang diselenggarakan oleh Asian American Journalists Association (AAJA) Chapter Asia pada 2022 fellowship dari Google News Initiative. Menyabet Juara 1 Kategori Investigasi ExcEl Award (Excellence in Election Reporting in Southeast Asia) 2021 dan 6 Finalis Kategori Media Besar Global Shining Light Awards 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus