Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Bolpoin palsu diduga berasal dari pabrik di timur Cina.
Harga produksi bolpoin palsu asal Cina jauh lebih murah.
Kerugian negara mencapai puluhan miliar rupiah.
KECURIGAAN itu berawal dari selembar manifes. Petugas Bea dan Cukai Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, hanya diberi tahu bahwa isi kontainer milik PT Putra Alka Mandiri yang datang dari Cina pada 6 Desember 2019 adalah bolpoin. “Petugas curiga karena bolpoin kan ada banyak merek dan varian,” kata Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi, Kamis, 9 Januari lalu.
Petugas Bea dan Cukai membongkar isi kontainer dan menemukan puluhan kardus berwarna kuning berisi bolpoin bertulisan “Standard AE7 Alfa Tip 0,5” Jumlahnya mencapai 850 ribu batang, yang nilainya ditaksir mencapai Rp 1 miliar. Sepintas tak ada yang aneh dari rupa dan bentuknya. Tapi batang bolpoin terasa lebih kasar saat diraba.
Menduga bolpoin itu palsu, petugas kemudian membuka basis data perekaman kepabeanan terhadap barang-barang yang memiliki hak kekayaan intelektual. Bolpoin Standard AE7 Alfa Tip 0,5 sudah terdaftar di database. Bea dan Cukai Tanjung Perak kemudian memberi tahu PT Standardpen Industries, yang berkantor di Petojo Selatan, Jakarta Pusat. “Setelah tim turun, kami memastikan bolpoin-bolpoin itu adalah tiruan dari pabrik kami,” kata Direktur Utama PT Standardpen Industries Megusdyan Susanto kepada Tempo.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo